Jumat, 21 Maret 2008

NOTO NOGORO

Kata orang NOTO NOGORO adalah sebuah kata yang merupakan ramalan akan pemimpin bangsa ini. Seperti Soekarno (NO), Soeharto (TO), Susilo Bambang Yudhoyono (NO). Sedikit aneh bagiku jika NOTO NOGORO adalah sebuah ramalan. Jika itu sebuah ramalan kenapa tidak menggunakan nama depan saja dan kenapa presiden ketiga hingga kelima tiada dalam singkatan itu. Btw untuk sementara aku tak ingin berbicara banyak siapa tahu memang itu adalah sebuah ramalan .

Noto memiliki arti raja, pemimpin, pelindung dan nogoro memiliki arti negara menjadikan suatu makna tersendiri bila dilihat dari sisi lain. Disebut sebuah negara jika memiliki wilayah, rakyat dan pemerintahan berarti seorang ayah atau ibu-pun dapat menjadi seorang noto nogoro karena memimpin suatu keluarga dan memiliki wilayah (rumah), rakyat (anggota keluarga), pemerintahan(aturan dalam rumah tangga). Jadi setiap manusia secara lansung maupun tidak lansung dapat dikatakan sebagai noto nogoro atau calon noto nogoro.

Jadi sebagai pemimpin suatu kelompok atau keluarga haruslah mengerti bagaimana menjalankan permerintahannya. Tentu semakin luas maka semakin banyak pula aplikasi dan konsep dalam membangun pemerintahan idaman. Contoh bila ingin menjadi noto nogoro bangsa yang berdasarkan atas pancasila ini, menurutku aplikasi konsep yang harus dipenuhi adalah:
1. Politik yang jelas dan demokrasi terpadu
2. Pertumbuhan ekonomi yang baik pro rakyat
3. Sosial yang berbhineka dan bergotong royong
4. Budaya yang beradab dan saling menghargai
5. Teknologi yang maju dan mandiri
6. Pendidikan yang memadai
7. Kesejahteraan yang terjamin
8. Beragama dan saling toleransi

disamping ke-8 yang disebut masih ada hal lain yang mendukung dalam membangun bangsa yaitu:
1. sistem negara yang baik
2. pertahanan yang kuat
3. hukum yang adil
4. keamanan yang terjamin
5. hubungan baik, kesetaraan dan diplomat antar negara.

Rumit dan sulit untuk diselesaikan dalam waktu yang singkat. Jadi sebagai manusia hendaklah membantu para noto (orang tua, pemimpin kelompok, pemimpin negara) dalam menjalankan pemerintahan yang rumit dan sulit ini agar tercapai nogoro idaman.

Enjoy, peace and love.

Referensi Photo: http://www.poppenspelmuseum.nl/nl/images_encyclopedie/semar.jpg

Related Posts by Categories



3 comments:

Andi Indra Mataram mengatakan...

Analisa umum yang ditulis mengenai teori Joyoboyo menggambarkan urut-urutan pemimpin Indonesia menuju kemakmuran adalah ”notonogoro” — urut-urutan suku kata terakhir nama mereka. ”no” untuk Soekarno, ”to” untuk Soeharto, dan ”no” kedua buat Susilo Bambang Yudhoyono. Adapun B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarnoputri dianggap sebagai tokoh peralihan.

Menurut pandangan saya, urut-urutan pemimpin Indonesia adalah ”notobuwono”

Karenanya semua nama presiden Indonesia sampai saat ini dapat terwakili dalam tiap suku kata maupun huruf dari kata NOTOBUWONO.

Hal ini bisa ditelaah dari nama-nama presiden Indonesia terwakili dalam kata NOTOBUWONO,
SOEKAR(NO)
SOEHAR(TO)
(B)AHARUDDIN JUSUF HABIBIE
ABD(U)RRAHMAN WAHID
MEGA(W)ATI SOEKARN(O)PUTRI
SUSILO BAMBANG YUDHOYO(NO)

Pemimpin yang diwakili satu huruf saja menggambarkan masa kepemimpinan yang singkat dibawah dua tahun.
B.J. Habibie hanya 17 bulan (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999)
Gus Dur hanya 21 bulan (20 Oktober 1999- 23 Juli 2001)

Bisa saja Indonesai bukan hanya gambaran sebuah kerajaan negara(notonogoro), tapi gambaran kerajaan dunia/jagat(notobuwono)

Andi Indra Mataram mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Andi Indra Mataram mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Artikel Favorit dalam 1 minggu