Senin, 01 September 2008

Cahaya

Matahari, bulan dan bintang adalah maha karya dan oleh karenanya manusia dapat menikmati sebuah kedamaian di bawah cahaya mereka. Banyak manusia ingin seperti matahari dan tidak sedikit menginginkan seperti bulan, lalu bagaimana dengan bintang?

Manusia harus mengakui bahwa matahari adalah suatu energi yang luar biasa hebatnya dan tanpanya tiadalah nama kehidupan. Kegelapan akan menutupi dunia dan manusia akan seperti tikus yang berkeliaran di got-got yang kotor. Kesombongan matahari haruslah diacungkan jempol karena tanpa dirinya manusia tiadalah arti.

Bulan merupakan cahaya di malam hari yang merupakan refleksi (pantulan) dari cahaya matahari. Refleksi ini tidak selalu sempurna, bulan sabit, bahkan gerhana dapat terjadi. Bulan bagaikan emosi dan perasaan manusia, yang dikaitkan dengan rasa rindu dan cinta yang kadang senang dan kadang sedih. Dengan keberadaannya di malam hari, bulan bersama manusia merenungkan apa yang terjadi dan bagaimana melewati malam tersebut.

Bintang adalah cahaya yang setia karena selalu bersinar sepanjang hari. Siang hari keindahannya tertutup karena hebatnya matahari. Malam hari rela memberikan tempatnya kepada bulan dan menjadi hiasan demi kebahagiaan manusia. Bintang (contoh bintang di Kutub Utara) akan menuntun dan menunjukan jalan ketika manusia kesusahan dan berada di dalam kegelapan. Bintang seringkali dilupakan, tapi ia selalu ada untuk memperhatikan setiap langkah manusia dan membantu dalam kesulitan bagaikan seorang sahabat di kala tersesat atau kesusahan.

Matahari, bulan dan bintang memberikan cahaya jauh di mata tapi dekat di hati. Bagaimana yang dekat di mata seperti api? Api memiliki banyak mamfaat tapi disini saya bercerita tentang api yang umum di sekitar kita. Api yang besar memberikan cahaya dan energi, sayang ia memusnahkan banyak hal (hutan, harta). Api yang sedang (api unggun) memberikan cukup cahaya dan kehangatan di saat sunyi dan udara yang dingin. Api kecil memberikan cahaya redup tetapi dapat menemani diri dan dibawa hingga tempat yang jauh bagai memberikan sebuah harapan seperti layaknya sebuah api cinta yang memiliki makna rela berkorban demi seseorang.

Siapa diri kita? Apakah juga merupakan sebuah cahaya? Mungkin kita tak sehebat matahari atau selembut bulan tapi bisa seperti bintang dan api kecil yang memberikan harapan dan menuntun manusia keluar dari kegelapan.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Related Posts by Categories



5 comments:

Vinny mengatakan...

Buat matahari, thanx yah atas sinar dan energinya selama ini!
Ribet juga yah kalo ga ada matahari, metobilisme, fotosintesis, cuci baju gak kering2, udara lembab bgt, aduh ribet deh!
Then, walau kita ga bisa jadi matahari, kita bisa jadi lilin kecil kok yang bisa dimanfaatin orang lain dalam kegelapan ! Oke??

miele ersatzteile mengatakan...

Setiap benda diciptakan dengan kegunaan masing-masing, Matahari dengan cahayanya yang superpower, dan bulan dengan cahayanya yang menentramkan untuk istirahat..

Compare cell phone plans mengatakan...

wah itu dah takdir gan... klo ga ada cahaya gag da kegelapan juga gan

Business and Finance mengatakan...

klo matahari gag ada, kita jg mungkingag ada gan. coz proses fotosintesis jg bth cahaya matahari jd kita dapat oksigen

Obat Herbal Untuk Mengobati TBC Kelenjar Terbaik mengatakan...

Good job gan,. mantap banget artikelnya
update terus ya, terimakasih

Artikel Favorit dalam 1 minggu