Minggu, 14 Maret 2010

Keakhlakan

Manusia berakhlak sejati
Menyembunyikan keakhlakannya
Manusia berakhlak palsu
Memamerkan gaya keakhlakannya

Manusia berbajik sejati
Tidak mewariskan pekerjaannya
Manusia berbajik semu
Berlaram gigih meperlakukan pekerjaannya

Manusia berprikemanusian
Tidak mementingkan kepentingan pribadi
Manusia mendengungkan berprikemanusian
Berlenggok gagah membela kebenaran

Ketika manusia terbelenggu
Pranata dalam kesopanan
Ia terjebak dalam kemunafikan
Menuding marah tentang kezaliman
Runtuhlah kepanutannya
Awal terkancahnya kegalauan

Manusia munafik
Keakhlakan terpupus
Kebajikan terlena
Kemanusiaan terabai
Keadilan terlalai
Kebenaran ternoda
Runtuhlah kepercayaannya
Dasar terbentuknya kemalangan

Pengetahuan prediksi masa mendatang
Hanya sebuah fenomena hiasan keabsahan
Terbelenggu dalam rekayasa kebohongan
Sesungguhnya hanya sebuah presepsi yang samar

Seorang sejati
Kejatian dalam kebijaksanaan
Hanya inti, dasar utama dari kesahajaan
Bukan kulit, ragam dari ketenaran
kebijaksanaan adalah pahala
keakhlakan merupakan amanah

Diilhami dari pengertian, pejabaran,secara bebas dan spontan dari Bab 38 Dao De Jing(Lao Zi 580SM ~ 500 SM)

“Mencari persamaan dan menerima perbedaan adalah dualitas karakter peragu dan pelobi. Dalam sesuatu keputusan kebenaran bersama, bukan kebijaksanaan yang berakhlak mulia.”

“Seorang yang berakhlak sejati, tentu berprilaku dinamis terkendali adalah rangkaian pahala dalam amanah untuk pembelajaran generasi penerusnya.”

Enjoy, peace and love from Sukra

Read More......

Kamis, 11 Maret 2010

Ke jia - Jepang (Part 4)

Apa sih? Dari tadi kamu lihatin aku terus. Keluh Ero kepada Ilu.

Gpp. Aku hanya penasaran akan cerita sahabat Jepangku yang bernama Higashiyo Hozoku (nama samaran). Sahabat keturunan etnik Han Kejia Chinese yang lahir dan besar di Jepang. Jadi saya hanya sedang mencerna apa yang diceritakannya dan melihat kamu sebagai perbandingannya.

Higashiyo Hozoku bercerita bahwa ia adalah kelompok minoritas didasarkan pada kenyataan sebagai keturunan Han Kejia yang menggunakan standar dialek Meixian (populasi penduduk Chinanya kurang lebih 5%). Dialek ini terpelihara baik selama lebih kurang 2000 tahun dan menjadikan hal yang paling berharga bagi dirinya. Sehingga ia menciptakan moto: lebih baik menjual sawah leluhur, daripada menggadaikan bahasa nenek moyang.

Sebagai informasi: Etnik Han berjumlah +92% dari populasi penduduk China dan berbahasa Hanyu. Bahasa Hanyu ini terdiri dari 8 logat dan pada umumnya menggunakan bahasa logat utara dialek Beijing (yang dikenal juga sebagai bahasa resminya). Dialek Shanghai,Changsha , Nanchang, Fuzhou , Xiamen, Guangzhou dan Meixian adalah standar logat rumpun lainnya.

Kejia yang merupakan etnik Han Utara melakukan migrasi ke selatan dengan mambawa budaya He Luo. Migrasi bermula dari “Jembatan Luoyang” daerah dataran rendah Zhongyuan, sungai Huanghe dan Luohe propinsi Shanxi dan Henan khususnya. Sehingga Kejia dikenal sebagai etnik perantauan. Di samping itu, etnik Kejia dikenal juga sebagai etnik yang berpendidikan, rajin, ulet, pekerja keras, tahan banting, pembuka lahan, mudah beradaptasi, sederhana dan semi tertutup. Hal ini sangat dimungkinkan karena faktor sejarah yang membawa etnik ini kedaerah berbukit, terpencil, tanah yang gersang, migrasi ke propinsi lain atau belayar merantau ke negeri orang.

Informasi tentang migrasi etnik Han Kejia dari Zhongyuan ke propinsi lainnya terutama bagian China selatan terdapat 6 periode masa.

Periode pertama :221sm ~ th 310, masa Qin, Han.
Periode kedua :th 311 ~ th 873, masa Jin, Nan Bei Chao.
Periode ketiga :th 874 ~ th 1126, masa Tang,Wu Dai
Periode keempat :th 1127 ~ th 1640, masa Song,Yuan
Periode kelima :th 1641 ~ th 1860, masa Ming akhir,Qing awal
Periode keenam :th 1861 ~ th 1950, masa Qing akhir.Minguo.

Dalam cerita Higashiyo Hozoku tak ketinggalan kisah kaum perempuan yang mana terus mendukung perjuangan, dan tantangan yang dihadapi dalam perjalanan kehidupan. Perempuan diibaratkan sebagai wonder woman karena mereka adalah pekerja keras, pintar, rajin, gigih, cekatan dalam mengurus anak dan keluarga, sawah dan rumah, wajan dapur, benang jarum. Dan inilah cikal bekal kesuksesan dan karakter sebagai pemimpin keluarga, masyarakat dan bangsa.

Jadi ketika melihat dirimu (Ero), aku (Ilu) teringat bahwa etnis Kejia yang berada di pulau Jawa Indonesia umumnya adalah pedagang eceran, kelontong dan warung yang mana pola hidupnya sederhana, rendah hati dan berpendidikan.

Oyah, bolehkah aku melihat jari kelingkingmu? Higashiyo Hozoku berkata etnik Kejia memiliki tanda gen biologis keturunan di tubuhnya yaitu kuku yang terbelah di jeriji kaki kelingking. Benar khan, ada....

Hal terakhir tentang Kejia dkatakannya bahwa tokoh-tokoh di era modern seperti Sun Zhong Shan, Song Mei Ling, Mao Ze Dong, Zhu de,Ye Jian Ing , Li Deng Hui, Chen Shui Bian, Ma ying Jiu, Lee Kuan Yew, Goh Chok Tong, Carazon Aquino mengalir gen biologis KeJia. Bener nda sih?

Enjoy, peace and love from Sukra

Read More......

Selasa, 09 Maret 2010

Aku, Keturunan China (Part 3)

Aku (Ero) lahir dan besar di Indonesia. Lalu, mengapa aku harus bangga sebagai keturunan China? Dan mengapa orang tuaku selalu mengatakan aku harus tahu cerita sejarah dan karakter leluhurku?

Ceritanya selalu dimulai dengan:

Bangsa China adalah bangsa besar dan terdiri dari 6 suku etnik besar (56 etnik) yang dalam evolusi kulturalisasinya menjalani berbagai macam proses seperti konflik. Pada akhirnya terjadi pernyatuan yang kemudian dikenal dengan Chinese "Hanlisasi". Ke-6 suku etnik tersebut adalah Han(Chinese), Man (Tunguse), Meng (Monggol), Hui(Turk), Zang(Tibetan) dan Miao(Indo Cina). Persilangan antar suku etnik menyebabkan suku Han murni hanya tinggal sub etniknya saja yaitu Kejia yang memiliki keturunan biologis DNA orang Zhongyuan (Huaxia).

Keturunan ini dalam beberapa periode, sering kali berpindah tempat atau yang dikenal dengan hijrah sehingga keturunan ini tersebar di 16 propinsi dan bertebaran di +80 negara didunia yang dijuluki etnik Chinese Yahudi.

Perjalanan sejarah Hanlisasi terjadi dalam 4 periode yaitu Dinasti Zhou Qin (+400SM ~ +200SM), Sui Tang (+600M ~ +800M), Song Yuan (+1100M ~ +1200M), Man Qing (+1600M ~ +1800M).

Lanjut, mengapa kamu harus bangga menjadi keturunan Han yaitu karena memiliki karakter yang baik alias menjadikan dirimu bibit ungul. Karakter tersebut antara lain patuh ketakdiran Tuhan, hormat leluhur dan orang tua, menabung kekayaan dan keuntungan, mempioritaskan figur kesipilan dari pada kemeliteran, mengutamakan keseremonian dengan bahasa yang halus, penuh rasa harga diri dan rendah hati.

Jadi kamu tahu khan perbedaan antara orang China dan orang India dalam kehidupan Budaya Timur. Orang China pemikirannya mengutamakan realitas, politik dan ekonomi; mengfokuskan kehidupan duniawi dan tidak peduli akan dunia lain. Orang India pemikirannya mengutamakan idealis, spiritual dan falsafah, yang pada akhirnya mengfokuskan kehidupan akhirat tanpa mempedulikan kemiskinan dan kelaparan.

Walau diceritakan oleh orang tua seperti itu, aku tetap biasa saja. Justru makin bangga telah menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Karena sejak awal abad 21, China telah terjadi perubahan mendasar dalam karakter orang karena keterbukaan akan pengaruh asing yang dikatakan sebagai proses perpaduan transisi dengan pemikiran refomasi dan globalisasi. Tapi menurut pandangan saya justru mengarah ke kapitalisme yang menakutkan menuju negara super power Berbahagilah aku karena proses ini tidak terlalu mempengaruhi komunitas Tionghoa lokal di negara Asia Tenggara khususnya Indonesia Pesisir yang mana masih memiliki karakter dasar yaitu rajin, ulet, tekun, sederhana, cekatan, tahan banting ,tercepayaan dan pandai mengelola keuangan.

Meskipun bangga tapi sering sedih juga. Hal ini karena sering kali adanya pandangan bahwa kaum pedagang dan wirausaha Tionghoa disamakan dengan kaum perampok yang terselubung dan secara fisik menguasai kekayaan bangsa Indonesia.

Bicara dengan kerja sama perdagangan Indonesia dengan China ACFTA (Asean Chinese Free Trade Agreement ), apakah negara ini sudah siap?

Lupakan hal yang diatas yang terpenting adalah jangan terpengaruh oleh provokator politik yang tidak bertanggung jawab yang bertujuan merusak hubungan dan tatanan politik sosial ekonomi bangsa Asia Tenggara terutama Negara Indonesia dengan isu “Sara". Bersama antara etnik local dan kaum Suku Tionghoa (peranakan Tionghoa) bagian dari anak bangsa pasti akan menjadi Negara dan Bangsa yang kuat dan maju.

Di samping itu JiRoLu juga percaya bahwa Pemimpin negeri ini pasti sangat mengenal kelebihan dan kekurangan dari karakter bangsa ,suku dan diri sendiri. Dan pengetahuan ini digunakan dalam menuju proses belajar ,berkembang dan membangun citra bangsa dan negaranya.

Enjoy, peace and love from Sukra

Read More......

Sabtu, 06 Maret 2010

Modern Tapi Medok Jawa (Part 2)

Lohhh... Kok gitu sih? Jawab Aji.

Pertama, dirimu pasti marah jika aku (Ilu) bilang anak kampung masuk kota. Karena pada kenyataan dirimu lahir di kota, besar di kota dan sikapmu khan tidak kampungan alias modern. Apalagi dengan pakaianmu yang keren, tapi pada kenyataan sifat dan pandangan Jawamu masih ada walau tidak terlalu nampak.

Tunggu... Aku masih tidak mengerti dengan pernyataanmu "modern tapi medok Jawa?"

Duh, udah sekolah tinggi-tinggi tetap saja tidak mengenal siapa diri kamu sendiri. Pandanganmu yang secara tidak lansung menunjukan: alam semesta terbentuk beserta dengan isinya, sehingga patuh akan petunjuk dari Tuhan, berjalan untuk mencapai kesejahteraan, memiliki arah tujuan dan tak lupa bersembahyang. Dalam kehidupan kamu selalu mengikuti kaidah kerukunan, kesungkanan, keselarasan, kepanutan dan kesakralan. Dan memiliki sifat sabar, percaya, setia, mengalah dan berbudi luhur. Artinya kamu itu memiliki karakter taat dan tabah tapi disamping itu kamu dibayangi akan rasa takut, malu dan sungkan.

Karena aku berharap semua sahabat menjadi orang besar, maka saya akan membuka wejangan yang dimiliki orang Jawa untuk para pemimpin. Wejangan dasar kepemimpinan yaitu ketuhanan, kekayaan, kedudukan, keilmuan dan kerakyatan. Watak pemimpin disimbolkan dengan terang matahari, sinar rembulan, cahaya bintang, hembus angin, mendung awan, bara api, luas samudra, sejahtera dunia. Dengan kejatian yang harus tertanam dalam diri manusia yaitu kebajikan, kebijakan, kejujuran, kepatuhan, keadilan, kebenaran, ,keberanian, kemusyawarahan, dan kesempurnaan.

Intinya, dalam kehidupan manusia memiliki hubungan dengan alam, jiwa dan sosial. Hubungan alam berarti segala sesuatu timbul karena kondisi alam semesta serta isinya saling bergantungan. Hubungan jiwa merujuk kepada rasa kemanusiaan, kebangsaan dan kekeluargaan. Hubungan sosial artinya hubungan manusia dengan keluarga, kelompok , daerah,dan leluhurnya.

Mengerti tidak? Jadi.... jika ingin menjadi tokoh panutan bangsa haruslah mempunyai reputasi, kredibilitas, integritas dan bertanggung jawab atas ucapan dan tindakannya. Tentu dalam era globalisasi modern ini, tetap harus memiliki rasa nasionalis, demokratis dan profesionalis yang bertujuan membangun masa depan Negara dan kehidupan manusia dimuka bumi ini.

Bingung? Kalau bingung sudah lupakan saja. Sama halnya dengan saya. bingung dengan cerita politik di Indonesia. Semuanya aneh dan tidak tahu mana yang benar, bijak atau licik, munafik. Hanya bisa berekspresi tanpa memberikan penjelasan dan solusi untuk melangkah kedepan .
Tidak ada lagi yang namanya demokrasi berbudaya dan beradab yang menjadi kunci pranata sosial untuk masa depan bangsa dan Negara di era globalisasi.

Setidaknya hal ini tidak berlaku pada dirimu Aji. Manusia modern tapi medok Jawa. Alias ramah ,sopan, senyum ,dan suka gotong royong .

Maaf jika terbawa emosi.

Enjoy, peace and love from Sukra

referensi foto: http://anggatoji.files.wordpress.com/2008/11/wayang-kulit24.jpg

Read More......

Rabu, 03 Maret 2010

Kearifan Ajaran Klasik (part 1)

Semakin hari, berita tentang Indonesia semakin menyerupai sinetron. Apakah mungkin Indonesia bisa seperti Jepang, meskipun kalah perang pada tahun 1945 saat ini menjadi salah satu negara maju di dunia. (Keluh Ero)

Kenapa tidak mungkin, semua itu mungkin lagi. Asalkan, semua manusia mau belajar dari sejarah, siap bangkit dari kekalahan dan keterpurukan serta membangun karakter bangsa yang tabah, tegar dan tangguh. Tak lupa, hal tersebut harus dilakukan dengan sepenuh hati jangan setengah-setengah, sebab jika tidak maka kita akan tersesat dalam kebelengguan. Menginggatkan aku (Ilu) akan sosok samurai Jepang yang bernama Miyamoto Musashi (1584-1645).

Mungkin hal-hal yang harus ditanamkan kearifan dalam diri manusia adalah

  • Pencerahan batin menuju manusia hidup kekal, kearifan tentang kesadaran jangan terbelenggu olehnya dalam ketakhayulan.
  • Dalam kehidupan bersosial, manusia hendaknya menjadi teladan, kearifan hendaknya transparanan dan jangan terbelenggu dalam kepesimisan (kepasifan)
  • Etika dan moral manusia dalam kehidupan persaudaraan, kearifan tentang kejatian jangan dirusak oleh kemunafikan.
  • Agar manusia hidup dalam keharmonisan dan berkesinambungan, kearifan tentang ketenteraman jangan dikotori dengan adanya keeuforian.
  • Perubahan untuk menuju manusia hidup yang lebih dinamis, kearifan tentang situasi dan kondisi jangan terhambat oleh keraguan.
  • Pola berfikir manusia membawa ke hidup berdialektis, kearifan tentang kelancaran jangan terjerumus dalam kesofisan.
  • Kepemimpinan menjadikan manusia hidup perkasa, kearifan tentang kekuasaan jangan didasarkan pada kekejaman.
  • Persaingan menuju manusia cerdas, berani, kearifan tentang tindak keputusan jangan tercampur dengan kelicikan.
  • Koalisi bertujuan mematangkan sebuah rencana, kearifan tentang kepastian akuratan jangan ada kecurangan didalamnya.
  • Hidup sehat wajah berseri, kearifan tentang keholistikan jangan disertai dengan ragam pantangan.
  • Makna dualitas menuju manusia memahami akan alam semesta, kearifan tentang paradok keambiguitasan jangan disamakan dengan samar kekhayalan.
  • Makna musin menuju manusia hidup sederhana dan bahagia, kearifan tentang nyaman kesegaran jangan terbelenggu olehnya dalam kepurukan hina diri.

Tunggu dulu sepertinya saya (Aji) pernah ingat akan kearifan yang barusan kamu sebut Ilu. Dari yang pertama, Fo jia (Gautama), Dao jia (Lao zi), Ru jia (Kong zi), Mo jia (Mo zi), Yi jia (Yi jing), Ming Jia (Logika), Fa Jia (Legalis), Bing Jia (militer), Zhong Heng (Strategi), Yi Jia (kesehatan), Yin Yang (Yin Yang), Nong Jia (pertanian).

Tapi Ilu......Manusia itu khan penuh akan kebohongan, kesombongan, kemunafikan yang merupakan akibat dari kultur budaya feodalis dan kolonial yang mengakar sangat kuat tentang kehargadiriannya dimana terkandung didalamnya yaitu ketenaran, kekayaan dan kekuasaan.

Benar yang kamu sebut Aji. Jadi balik pada kesadaran masing-masing setiap manusia. Manusia yang mengabaikan atau tidak mau belajar dari sejarah dan budaya bangsanya maka akan menjadi tokoh tontonan dengan prilaku karakter yang menjenuhkan, menjijikan dan menjengkelkan dalam pentas masyarakat dan politik. Tentu berimplikasi dengan keburukan, kemuduran, dan kejanggalan dalam kehidupan keradaban berdemokrasi Negara dan bangsanya sendiri. Jawab Ilu.

Tiba-tiba Ero celetuk. Nah... itu dia, mengapa saya bilang berita Indonesia sudah seperti sinetron saja.

Konsep pembelajaran pemahaman,pepaduan menjadi dasar pemikiran demokratis yang pluralis dalam evolusi sejarah budaya sebuah bangsa dan negara menuju kemajuan tahap lanjut yang pasti.

Enjoy, peace and love from Sukra.

referensi foto: http://dorukakan.files.wordpress.com/2009/01/kuniyoshi-miyamoto_musashi_killing_a_giant_nue.jpg

Read More......

Artikel Favorit dalam 1 minggu