Jumat, 04 November 2011

Kejujuran Cheng Dao

Negeriku yang indah pesona,subur makmur,aman nyaman,kaya raya juga dengan budaya kultur tata krama tinggi, Terakhir ini peristiwa-peristiwa telah mengoyak jiwa batin kebangsaanku oleh ulah segelintir manusia yang sombong ,tamak, bodoh dengan skenario kebohongan publik demi citra diri dan kekuasaan. Inilah cermin yang tertera,moral kejujuran telah runtuh

Bang Genphot (nama samaran) mencoba cari kata jujur “Cheng” dalam “Hanyu” berpendapat “Cheng” adalah ucapan yang menjadi kenyataan. Kejujuran “Cheng Dao” yaitu sebuah tindakan kebajikan yang adil dan berani dalam menjalankan amanah kehidupan manusia bermoral ,yang menjadi panutan bagi generasi temurunnya

Bang Genphot dengan ini mencoba menuturkan secara bebas dan sempit Bab 54 kitab Dao De Jing ( Laozi 580SM ~500SM ), dalam pemahaman kejujuran seperti berikut :

Kejujuran:
Yang terbangun teguh tak tergoyah
Yang tergenggam erat tak terlepas
Terbinalah kebajikan
Yang terlestari tumbuh termurun


Kejujuran
Dibangun dalam diriku
Menjadi kebenaran dan keberanian
Dibangun dalam keluargaku
Menjadi kelimpahan dan keharmonisan
Dibangun dalam desaku
Menjadi bersemi dan tubuh subur
Dibangun dalam negeriku
Menjadi keberkembang dan kuat makmur
Dibangun dalam rakyatku
Menjadi kebersamaan dan adil sejahtera


Oh, ini sebuah kecerminan
Yang tertera di diriku
Menjadi nilai orang lain
Yang terlihat di keluargaku
Merjadi contoh keluarga lain
Yang terpandang di kampungku
menjadi gambar kampung lain
Yang terkesan di negeriku
menjadi banding negeri lain
Yang terasa di rakyatku
Menjadi kekuatan semesta

Oh, ini sebuah cermin
Kehidupan anak manusia
Kejujuran dalam kebajikan
Kejujuran dalam keaklakan


Seorang anak manusia mempunyai kewajiban mengetahui makna dan arti kehidupan yang sebenarnya dengan mengenal jatidiri dalam “kejujuran”.

Kejujuran adalah kunci untuk membuka pintu mengenal dirimu sebelum mengenal tuhanmu.

Seorang anak bangsa menemukan jatidirinya dalam kejujuran”Cheng Dao” maka akan merasakan kebenaran dan keadilan masing terdapat disisinya.

Read More......

Kamis, 03 November 2011

Bisikan Kapak Batu

Kapak Batu (Gigi Geledek) terdiri dari beragam jenis yakni kapak genggam, kapak lonjong, beliung persegi, belincung berpunggung. Ini merupakan senjata dan peralatan manusia Prasejarah (zaman Batu)dalam beradaptasi terhadap lingkungan kehidupannya. Proses panjang perkembangan awal keajaiban sejarah budaya manusia dalam perjalanan evolusi di zaman batu mencakup ,

1.Periode Zaman Batu Paleolitik (2 juta – 25.000 th)

2.Periode Zaman Batu Mesolitik (25.000 – 10.000 th)

3.Periode Zaman Batu Neolitik(10.000 –5.000 th)

Manusia Prasejarah dipaparan Sunda umumnya menggunakan kapak batu dari jenis Rijang dan Kalsedon, yang mencatat proses mata rantai perjalanan sejarah evolusi zaman Batu dalam kehidupan nyata dimasa silam.

Batu Rijang (Batu Api), dalam bahasa keren disebut “ Chert”, “ Flint” adalah batuan endapan (sedimen) Silika Kriptokritalin dengan permukaan licin dan umumnya ditemukan dalam bentuk nodul pada bantalan endapan gamping (Limestone) yaitu kapur, lahar, serta batuan endapan laut dalam yang didasari isi kandungan fosil(seperti plankton) di zaman Pratesier (80 - 60juta th) atau batuan kuarsa dari perselingan bentuk Silika dari kekusaman Kalsedon pada batuan Karbonat.

Batu Rijang pada umumnya berwarna kelabu, biru, hitam dan coklat tua kemerahan dikarenakan faktor perselingan endapan dari warna batu gamping, lempung, atau lanau oleh fosilan yang terkandung unsur Fe .Batu tersebut dapat menyerupai Batu Jasper.

Batu dan batuan telah menjadi bagian yang mengikat kehidupan budaya manusia. Prosesnya berkembang maju menjadi cikal bakal alur berpikir suatu falsafah yang disebut “Shi Dao” ,“ Jalan Batu”, “Stone way” dari bentuk budaya bangsa klasik di dunia seperti budaya “ Tanya Batu”, “Renung Batu”, dan “ Jadi Batu”, sebagai bentuk aktualisasi jati diri manusia terhadap keholistikan hidup di alam semesta.

Budaya penganut pemikiran “Jalan Batu” yang disenyawakan menjadi bagian hidup “Ilmu Slamet”, “Ngelmu Batin meneropong keberadaan kondisi alam, sosial, serta manusia dalam mencari solusi konsep keselamatan, kedinamisan, keseimbangan, kekekalan, sebagai mata rantai kehidupan. Demikian juga penerapan nilai hidup sehat jiwa dan raga serta terapinya.

Kapak batu yang digunakan sebagai alat medium “ Jalan Batu” dalam ilmu prediksi klasik dituturkan, di kedua sisi kapak batu tersebut terdapat energi yang berbeda, yaitu energi sifat penyerapan dan pelontar, serta sifat “ Code” energi lainnya. Kapak batu dalam bentuk keseluruhan mampu berpadu menyerupai bentuk imajinasi karakter kehidupan manusia serta jiwa dan raganya. Tentu pandangan “Ngelmu Batin““Trans Fiksi” ini perlu dikaji lebih lanjut dan dipelajari lebih mendalam.

Kapak batu juga dijadikan sebagai benda simbol dan petuah, Katanya bagi tokoh kepemimpinan yang bijak, jujur, bersih, berani serta konsisten, Dapat dijadikan simbol “Totem Kunci” yang mampu membuka tabir waktu langit, ruang bumi, dan rukun manusia dalam kesatuan holistik kehidupan yang dinamis dan seimbang untuk membangun dunia baru yang damai sejahtera serta lingkungan alam yang nyaman dan harmonis dalam kaidah tata semestanya.

Kapak Batu adalah pembuktian nyata sejarah manusia berevolusi dengan kemampuan insting, daya cipta, free will, untuk menuju perkembangan masyarakat beradab, membangun budaya kebersamaan, gotong royong, berbagi, dalam mencapai era budaya bangsa manusia yang lebih bermoral, maju dan sentosa.

Pada masyarakat komunitas Tionghoa seringkali ditemukan dibagian pintu utama tergantung sebuah simbol toten tolak bala :”kepala harimau” dengan huruf Hanyu “Tai shan shi gan dang“ artinya batu petuah dari gunung Taishan tak terkalahkan(sebagai Totem tolak bala). Inilah sebuah proses panjang dari awal makna dan legenda kapak batu.

Dewa geledek legenda Chinaberupa garuda bertubuh manusia dan berkepala monyet. Ditangan kiri menggenggam pahat beliung dan ditangan kanan menggenggam kapak belicung. Suku minoritas Li disemenanjung Leizhou Guangdong China percaya bahwa kampak batu adalah benda peningalan samberan petir. Juga digunakan sebagai alat upacara dan benda petuah. Kapak batu disebut gigi geledek bagi orang Sunda Jawa barat.

Dewa geledek, angin,hujan, adalah tiga serangkai dewa sebagai Pembina penjaga,pelestari,keseimbangan alam jagat dalam perkembangan pertumbuhan dan kesuburan.

Read More......

Artikel Favorit dalam 1 minggu