Di balik tanah terjadinya lumpur Lapindo terbesit sebuah kisah, yang menyatakan bahwa ini adalah tanah leluhur dan merupakan pusat kerajaan Singosari dan Majapahit. Sebelum masuk ke dalam teka-teki tanah leluhur, lebih baik mencari fakta-fakta yang sudah pasti kebenarannya.
Tanggal 29 Mei 2006, awal terjadinya semburan lumpur di jarak ± 200 meter dari sebuah sumur Bajar Panji 1 milik PT Lapindo Brantas yang terletak di desa Siring, kecamatan Porong, kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Bencana semburan lumpur tersebut telah mencakup area seluas 640 hektar, tapi hingga saat ini belum menemui cara untuk mengatasinya. Sampai kapan kisah sedih lumpur Lapindo berlanjut?
Fakta lain menyatakan semburan lumpur berasal dari kedalaman 610-1830 meter. Banyak lembaga melakukan penyelidikan dan menyatakan bahwa lapisan tanah dari kedalaman tersebut adalah lapisan dengan formasi Kalibeng ( tanah purba) yang berusia 5 juta - 1.8 juta tahun. Hubungan apa yang terjadi antara tanah tempat terjadinya lumpur dengan tanah di Sangiran, tempat ditemukan manusia purba Pithecantrophus? Yang dapat saya tunjukan hanyalah elemen tanah yang merupakan hasil data dari MMM research center. Data ini hanya sebagai catatan untuk tidak hilang dan mungkin berguna di kemudian hari.
Teka-teki dimulai ketika eyang bergumam,"Lumpur. Lumpur. Bunga Padma dengan para dewa termenung. Fenomena terulang untuk kedua kalinya" Kening saya berkerut dan eyang berkisah:
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang maha besar dan dilahirkan oleh seorang dewi pertiwi yang merupakan titisan Dewi Prajna Paramita (Ken Dedes, anak empu Purwa Widagda). Dari keturunannya akan menjadi cikal bakal keturunan raja-raja di tanah Jawa.
Alkisah, seorang pertapa titisan Vajra Pani terlahir dengan nama Dyah Dewi Gayatri. Ia adalah putri dari anak raja Kertanegara, bersuami Raden Wijaya. Raden Wijaya sendiri adalah seorang raja yang mampu memukul mundur pasukan terkuat sejagat pada saat itu (tentara Mongol Kubilai Khan) dengan senjata pusaka kelornya. Dyah Dewi Gayatri memiliki anak perempuan bernama Tribhuwana Tungga Dewi yang merupakan titisan Vajra Dhara dan cucu bernama Hayam Wuruk. Pada masa itulah ada mahapatih yang tersohor yaitu Gajah Mada titisan Vajra Kilaye (1300-1364) dan patih Adityawarman titisan Vajra Bhaiwara yang mampu meredam pemberontakan dan kudeta yang terjadi di tanah leluhur dan mempersatukan bumi nusantara, ingat sumpah "Amukti Palapa" pada tahun 1334 oleh Gajah Mada.
Keningku makin berkerut dan bertanya pada diri, apa hubungan kisah eyang dengan gumamannya dan lumpur. Eyang melanjutkan:
Zaman dulu bumi pertiwi ini identik dengan Majapahit. Kerajaan yang berdiri karena ada titisan dewa berdiri di atas bunga Padma. Para titisan seperti Vajra Dhara, Vajra Kilaye, Vajra Bhaiwara mendukung kebijakan raja Hayam Wuruk (Dewa Maha Vairocana) untuk meredam para petinggi kerajaan yang terkontaminasi akan lumpur dosa dan KKN. Mereka (para titisan) menggunakan ilmu "Gajah Genih", "Lembu Rangga", "Padma Semi", "Sambuk Bumi"......Stoppp
Maaf kuputus ceritanya karena kumerasa Eyang semakin ngawur dan tak jelas arahnya. Eyang tersentak dan sadar kemudian berkata padaku, "bacalah 2 buku ini tentang sejarah Jawa":
Akhir kata, kedapat sebuah cahaya terang. Masalah lumpur bukanlah tiada solusi. Penanggulangannya adalah penanganan dampak kerusakan lingkungan dan kehidupan sosialnya. Bukan mencari pembuktian, pembenaran, pembohongan dan kambing hitam dalam status kemenangan atas hukum. Tapi kejujuran, ketulusan, kepedulian dan tanggung jawab dan status kemanusiaan atas keadilan.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Doa yang Indah
7 bulan yang lalu
7 comments:
Semoga kejadian ini bisa segera daitasi...
Kasian juga penduduk sekitarnya..
semoga bisa cepat diatasi..
teka-teki bagus banget nih, semoga bermanfaat
teka-teki yang sangat unik nih hehehe
ngeri sekali kerjadian nya, seoga bisa secepatnya teratasi, makasih banyak buat infonya
I'm interested in your article, It is an interesting point that you make. Perfectly a nice sound. THANKS FOR THE KNOWLEDGE THAT YOU HAVE GIVEN. Thank you very much. I'm waiting for the next article.
Memang benar adanya dahulu bumi pertiwi ini identik dengan Majapahit, Tersohor kemana-mana, Hingga kini masih terus lestari namanya Majapahit...
Posting Komentar