Di dunia ini banyak sekali cerita pendekar atau jagoan yang membela kaum yang lemah. Contoh dalam versi barat Robin Hood, untuk versi Betawi ada si Pitung. Tapi ketika saya mengatakan mereka pendekar, bisa jadi di lain pihak mengatakan adalah penjahat atau preman. Hal ini bisa terjadi karena setiap orang memiliki pandangan yang berbeda.
Kisah klasik dunia saya mencoba melihat dari budaya yang menjadi bagian di Indonesia yaitu Arab, India dan China. Sebagai informasi ketiga budaya ini pernah masuk ke Indonesia yaitu kereta paksi naga liman (kereta yang merupakan gabungan dari tiga hewan yaitu garuda, gajah dan naga) yang ada di Cirebon.
Kisah dari Arab yaitu kisah 1001 malam yang menceritakan berbagai hal sehingga dapat membuat raja berubah menjadi seorang raja yang bijak.
Kisah dari India yaitu Ramayana dan Mahabrata. Ramayana yang ditulis oleh Walmiki menceritakan tentang Rama dan arti kesucian sang permaisuri, Shinta. Mahabrata yang ditulis oleh Wiyasa menceritakan tentang perang saudara demi kekuasaan. Ramayana dan Mahabrata adalah kisah yang masuk ke Indonesia pada abad ke 10 yang diterjemahkan dalam bahasa kawi kuno. Versi Jawa pada umumnya dilakonkan pada dunia wayang yang mana menjadi bagian dari falsafah, wejangan dalam hidup rumah tangga yang berhubungan dengan harta, tahta dan wanita dalam budaya Jawa.
Kisah Mahabrata yang ditilik dari kisah China yaitu Romance of Three Kingdom yang mana menceritakan tentang strategis, politik, perang militer dan kekuasaan negara. Hal ini sangat berhubungan erat dengan tahta kekuasaan yang mana untuk zaman modern, abad 21, tentu kepemimpinan dan kekuasaan dengan pola dinasti pasti sudah tidak relevan lagi.
Walau kisah Romance of Three Kingdom dan Mahabrata menceritakan tentang pendekar, tapi saya ingin menilik dari kisah klasik yang lain yaitu Shui Hu Zhuan (The Water Margin) atau tepi air yang mana ditulis oleh Shi Nai An (1296-1370). Kisah tepi air digambarkan terjadi pada masa Song Utara (Bei Song) (960-1127M) yang mana pada tahun 1119-1121M terjadi pemberontakan di propinsi He Bei yang bermarkas di Liang Shan.
Sebelum melanjutkan cerita ada pepatah "Dipaksa naik gunung Liang Shan" yang artinya jangan memaksakan orang untuk melakukan perlawanan.
Pemberontakan yang dipimpin oleh Song Jiang yang merupakan mantan pejabat departemen hukum dan beserta 107 tokoh jagoan lainnya dinobatkan dengan gelar kehormatan 36 tokoh dengan bintang mahaputera langit dan 72 tokoh dengan bintang mahasakti bumi. Tapi kisah ini diakhiri dengan menyerahkan diri mereka kepada kerajaan atau pemerintahan yang memberikan amnesti kehormatan. Akan tetapi sayang, kehidupan di akhir hayat mereka tetaplah penuh dengan tragedi.
Berikut adalah 6 tokoh dari 108 tokoh yang menurut saya merupakan bagian terpenting:
Apa yang dimaksud dengan pendekar atau jagoan? Dalam cerita ini seorang jagoan menunjukan suatu kesetia kawanan, loyalitas yang tentu membela rakyat kecil. Jagoan tidak disamakan dengan preman atau provokator dan juga tidak melakukan hal yang anarkis atas nama rakyat atau menjadi teroris dengan dalih nama agama.
Pelajaran yang diambil. Mereka menjadi buronan karena membela yang benar, akan tetapi ketika mereka melakukan pemberontakan seringkali mereka terlena akan sesuatu yang menguntungkan bagi dirinya (kemenangan diri yang menjadikan puas diri) sehingga lupa akan tujuan awalnya. Hal tersebut mengakibatkan usaha untuk membela yang benar pupus dan kadangkala bersamaan dengan itu diripun menjadi ancaman. Maksud hati membela yang benar janganlah setengah-setengah karena memikirkan kepentingan pribadi, tapi secara utuh dan pasti hingga tuntas. Sebagai contoh perbandingan dalam sejarah Indonesia yaitu Ken Arok yang menjadi raja dan mendirikan kerajaan Singosari. Baca sendiri yah kisahnya.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi Photo: http://www.artembroidery.net/images/F/1227.jpg
Gambar: Wu Song
Doa yang Indah
8 bulan yang lalu
6 comments:
si pitung dong bang
kalo jaman sekarang nggak ada lagi pendekar, yg ada sih pejabat
jadi kata pendekar diganti aja sama pejabat hehehe....
pejabat, waktu kampanye dulu ibarat sosok seorang dewa penolong pagi kaum yg lemah, tapi setelah dpt kursi sebagian dari mereka malah menggilas kaum yg lemah (cape' dech)
good posting!!!
Post yang bagus Om.Om kayaknya tau banyak yah.. tentang cerita - cerita cina ,hehehehe....
Nice share.. Kreatif.
hay share ya koment aku..!!
terimakasih atas beritanya.. salam kenal saja
Posting Komentar