Untuk memperingati hari kemerdekaan RI ke 65, Banggenphot (nama samaran) coba mengkaji Bab 65 kitab Dao De Jing secara bebas,diharapkan bermanfaat bagi para pemikir bangsa dan pemimpin Negara Republik ini.
Pengertian Bab 65 secara bebas seperti berikut :
Zaman dahulu
Pemimpin yang bajik
Tidak mengajarkan rakyatnya menjadi pintar munafik
Sebaliknya mengarahkan mereka kehidupan polos bersahaja
Sulit akan diatur dan dipimpin
Jika telah banyak pandangan dan tuntutan
Karena itu
Bila Negara dipimpin berdasar citra kepintaran
Penjahat akan memerintah Negara maling dan korup
Bila Negara dibangun berdasar prilaku ke akhlakan
Pemberkah datang memerintah Negara makmur nan sentosa
Sebab itu
Memahami perbedaan kedua konsep tersebut
Mengerti kelarasan dalam kebijakan
Berpendirian tegas dan teguh
Yang berbeda juga khusus
Inilah kebajikan sang pemimpin
Yang dalam dan luas
Pandangan jangkauannya
Namun itu
Semua berputar kembali
Mengikuti kaidah alam semesta
Menuju tercapainya kehidupan
Kelanggengan bijak “Da Shun “
Pemimpin yang bajik tidak mencitrakan diri pintar dan elegan didepan rakyatnya, karena rakyat serba tahu, berpengalaman jangan membohonginya, nanti menjadi sulit dipimpin dan diperintah dengan peraturan yang penuh rekayasa dan kepentingan. Sebaiknya memposisikan diri sebagai pengabdi rakyat yang polos bersahaja. Dengan demikian, kebajikan dan kebijakan , pemimpin dan pemerintah akan tercapai kelanggengan.
Referensi :
Tjan.K “Dao De Jing kitab kebajikan dan kebijakan “Yogyakarta Indonesia Tera 2007
Andre Wang “Dao De Jing The Wisdom of Lao Zi” Jakarta Gramedia 2009
Selasa, 17 Agustus 2010
Kelanggengan “ Da shun “
Minggu, 15 Agustus 2010
Kecerahan “Dao Chong”
Sebuah ide konsep hipotesa yang samar penuh misteri seperti cerita fiksi sains yang di jabarkan oleh Banggenphot (nama samaran) atas inspirasinya dari sebuah kitab klasik China Dao De Jing(Lao zi 580SM ~ 500 SM) , pada Bab 1,4,21,25,42 secara bebas tentang keberadaan energi yang terwujud pada kondisi “Trans - Fisik” yang disebutnya “Dao Chong”.
Istilah kata yang berkaitan dengan “Dao Chong” dalam definisi sempit dan bebas dijabarkan dengan pengertian seperti berikut:
Bab kalimat yang berkaitan dengan “Dao Chong” dalam definisi sempit dan bebas dirangkaikan menjadi sebuah ide konsep hipotesa seperti berikut:
Banggenphot mencoba mengambil pelajaran ini sebagai sumber bimbingan inspirasi ide konsep hipotesis “Dao Chong” untuk intip dan lirik era dunia ultra mendatang ,inikah? “Visi-misi,fisik-fiksi,visual-virtual,serba-serbi” misteri dunia penelitian.
Demikianlah definisi sempit dan bebas dari “Free thinker” tentang Bab kalimat Dao De Jing yang dituturnya. Tentu serba bingung. Inikah lahirnya sebuah konsep hipotesa spektakuler yang sulit dimengerti,? Hanya senyum “Dewa gila” yang menggoda sambil menggemgam batu meteor dari formasi tanah kabuh.
Referensi:
referensi foto:
http://www.gladiadoresemplumados.com/images/gallus-gallus.jpg
Minggu, 08 Agustus 2010
Kehidupan“Xing Ming”
Manusia
Berhadapan antara
Lahir ,hidup dan mati
Manusia
30% merata hidup
Singkat, panjang dan tragedi
Tragedi
Mati sebelum waktu
Terjerumus hidup
Berburu ,bersaing serta bertarung
Kekayaan ,kedudukan dan kepuasaan
Dijalan kegelapan.
Manusia “Xing Ming “
Mengikuti kaidah semesta
Menghayati hidup harmonis
Belajar serta mengolah
Seni ilmu holistis
Langit ,bumi dan manusia
Fisika, kimia , biologi
Mengenal serta melatih
Jalan kesehatan dan kesadaran
Terhindarlah belenggu
Ruang, waktu
Bencana dan kematian
Banggenphot (nama samaran) berkesimpulan :
Kehidupan manusia 60% menjalankan takdir suratan, 30% terjerumus nasib tragedi , 10% bermotivasi diri belajar dan berkarya untuk perubahan ruang waktu serta karakter hidup manusia, tetapi hanya sedikit diantaranya mampu mengenal jati diri “ Wu Xing “ , dan mencapai jalan pencerahan.”Ceng Dao “. Inilah ulasan dalam kaji pengertian Bab 50 kitab Dao De Jing
Kehidupan manusia terbelenggu rantai “Derita, tata dan kata” dari tragedi berburu “Harta, tahta dan cinta”. Hanya kehidupan manusia “Xing Ming“ yang mampu melahirkan pemimpin berkaliber “Taishang”, demi sebuah perbaikan dan pembaruan kehidupan manusia yang penuh pancaroba dan tantangan zaman.
Mungkinkah cikal dasar pemikiran falsafah kehidupan manusia Tionghoa yang kita kenal dengan istilah rangkaian kalimat kata.1.Ming zhao (takdir), 2. Yun chen (nasib) 3. Fengsui (tata ruang) 4. Ji De (amal kebajikan) 5. Dushu (pendidikan) merupakan wejangan dalam terwujudnya hidupan keluarga yang harmonis, mapan, sehat, tenteram dan sejahtera, serta kehidup bergotong royong di zaman modern serba kompleks ini.
Referensi :
1. Lie Tjung Jie: “ Diktat seni ilmu Dongfang Shushu “Jakarta Mei 1988.
2. Andri Wang “Dao De Jing The Wisdom of Lao Zi” Jakarta Gramedia 2009.
3. Francis S Collins “The language of God “ New York Free Press 2007
referensi foto: http://animal.uua.cn/uploadfile/baike/uploadfile/200809/20080906015741252.jpg
Artikel Favorit dalam 1 minggu
-
INTERNATIONAL PUBLICATION Ali Khumaeni, Zener Sukra Lie , Yong Inn Lee, Kazuyoshi Kurihara, Koo Hendrik Kurniawan, Ken-ichi Fukum...
-
Dari mana asal manusia? Jawaban yang pasti adalah dari rahim ibu. Hihihi. Dari mana asal manusia purba? Kusendiri tak yakin, kata orang manu...
-
Telah lama saya menghilang. Dan inilah momen yang terbaik saya untuk kembali ke dunia blog ini. Sebagai hadiah untuk ajang kembalinya diri s...
-
Kriinnngggg......... Weker berbunyi dan menunjukan pukul 4 pagi, Ujang Mimpi bangun dari tidur yang nyenyak dan bersiap untuk mengantarkan ...
-
Di sebuah ruang tunggu terdapat 2 manusia , saya sebut si cantik dan si cerdas. Si cerdas berharap suasana yang membosankan tersebut cair hi...
-
Xiao Bai Ge (Merpati putih) adalah seorang wanita keturunan Tionghua. Berbintang Libra, bershio macan, dan tahun ini (2010) genap berusia 60...
-
Tjai May On (78 th) ilmuwan pelopor Indonesia (ver Gatra 2009 ). Bapak Fisika Indonesia (ver Sukra 2009 ), Penerima penghargaan Achmad B...
-
“ Tunjangan peneliti naik ” di harapkan memacu kreativatis dan inovasi para peneliti, sehinga bangsa ini semakin pencaya diri untuk mandir...