Jumat, 29 Mei 2009

Era Baru Perang Negara

Secuplik informasi yang saya dengar ketika berada di sebuah sudut kota yang penuh dengan kemajemukan. Informasi penting, tapi bagi mereka ini hanyalah bahan tertawaan.

Aneh dan memang aneh, bukan hanya di negara ini tapi seluruh dunia sudah aneh. Bila seluruh kisah keanehan ini digabungkan dan kemudian dijadikan buku, judulnya adalah "Era Baru Perang Negara".

Cerita pengulangan sejarah Qu Yuan (SM340 - SM378), zaman dinasti Zhou (SM1046 - SM221), era Dong Zhou (SM770 - SM221), periode Zhan Guo (perang negara) (SM475 - SM221). Yang berbeda pada zaman tersebut dengan zaman ini yaitu tokoh bangsawan negara Chu yang juga seorang politikus dan sastrawan dihukum di pengasingan oleh raja. Bodohnya orang tersebut malah mati menceburkan diri ke sungai karena sedih mendengar berita tentara Qin menaklukan kota negara Chu. Tapi berbahagialah karena kejadian ini selalu diperingati dengan festival perahu naga Duan Wu (Pe Cun).

Mau tahu persamaannya? Semuanya bercerita tentang "negara kekuasaan otonomi" yang pada zaman itu menggunakan istilah "7 negara kekuasaan otonomi" yang terdiri dari negara Wei, Zhao, Han, Chu, Qin, Qi, dan Yan. Pada dasarnya negara-negara tersebut melakukan "perombakan dan reformasi politik" dengan sutradara Li Kui, Lu Zhong Lian, Shen Bu Hai, Wu Qi, Zou Ji, dan Shang Yang.

Hei, anak muda (saya maksudnya). Kamu tahu strategi apa yang sedang mereka lakukan, para penebar janji? Saya terkejut, terdiam dan sadar bahwa betapa tidak mampu dan tidak mengerti akan dunia perang tersebut.

Tak apa, dirimu masih muda. Inilah yang mereka lakukan untuk perombakan dan reformasi, sebut saja Tata Negara, yaitu strategi melobi (politik) untuk kepentingan, strategi militer (pertahanan) untuk kemenangan dan strategi hukum (legalitis) untuk kekuasaan yang mana itu semua adalah ajaran Zhong Heng. Metode untuk strategi politik yaitu koalisi horisontal yang aktornya Zhang Yi, koalisi vertikal dengan aktor Su Qin, dan koalisi jauh dekat dengan Fan Sui. Apakah strategis dan metode para politikus saat ini akurat? Siapa suruh mereka tidak mau mencari gue, dalam candaannya.

Keampuhan strategi tersebut dapat dilihat pada zaman dinasti Zhou yang mana pada saat itu terjadi kekacauan dalam kenegaraan yang terjadi lebih kurang 800 tahun. Masalah, terselesaikan karena negara Qin menggunakan metode jauh dekatnya Fan Sui dengan para ahli strateginya seperti Lu Bu Wei, Han Fei Zi, Li Si dapat mengalahkan 6 negara dan mempersatukan negara dalam kesatuan yang merupakan adi negara pertama dalam sejarah China.

Mereka seharusnya sadar untuk belajar strategi ini. Pelajaran ini dapat diperoleh dari Gui Gu Zi (SM390- SM320) yang terdiri dari 12 bab, bab 13 dan 14 hilang, Sun Zi (±SM500) yang terdiri dari 13 Bab 108 pasal, Han Fei Zi (SM280 - SM233) yang terdiri 20 jilid 55 Bab dan Zhan Guo Ce (oleh Liu Xiang SM77 - SM6) yang terdiri dari 33 Bab. Atau baca kisah klasik yang ditulis oleh Feng Meng Lung (1576-1646) dalam 108 Bab yang berjudul "Dong Zhou Lie Guo Zhi" (Babad negara Dong Zhou)

Ada pepatah keren di pembukaan buku Zhan Guo Ce. Bicara dengan gaya sastrawan:

"Tiga inchi pedang lidah lebih kuat dari jutaan tentara
Debat seseorang lebih berat dari 9 bejana mustika"

Dia tertawa dengan lantang kemudian melanjutkan. Ada lagi yang paling aneh dan menjijikan yaitu pendidikan kepemimpinan. Coba bayangkan ilmu kepemimpinan yang terbagi dua yaitu ilmu Tata Negara yang mengajarkan strategis politik dan ilmu Tata Krama yang mengajarkan sopan santun. Dimanakah hal itu harus dipelajari?

Seseorang menjawab dengan ketidak yakinan, Tata Negara diajarkan di sekolah dan Tata Krama dididik di rumah.

Kenapa dirimu ragu, jawabanmu itu betul. Kita bukan lagi berada di zaman feodal yang mana ilmu Tata Negara adalah tabu, dan hanya diwariskan di dalam istana atau keraton. Sehingga menjadikan ilmu Tata Krama sebagai asumsi untuk mendapatkan gelar keakademisan untuk jenjang jabatan (yang pernah terjadi di China selama ±1300 tahun). Nah, apa jadinya jika Tata Negara dididik di rumah dan Tata Krama diajarkan di sekolah tercipta kepemimpian dinasti dan keteladanan yang munafik. Inilah fenomena yang terjadi di negara feodal kerajaan tersebut yaitu budaya kekuasaan hieraki, preman yang anarkis dan tradisi pertalian KKN.

"Pelajaran yang manusia dapatkan dari sejarah,
adalah bahwa manusia tidak pernah berlajar dari sejarah"
(G.W.F. Hegel)

Maafkan jika ada kata yang tidak berkenan atau menyakitkan hati karena itulah secuplik informasi dan ingin menunjukan sebuah realita yang saya peroleh ketika berada di sebuah sudut kota yang penuh dengan kemajemukan. Saya berharap bahwa setiap insan manusia akan menjadi pemimpin yang tangguh dan menjadi teladan yang soleh.

"Pemimpin, pejabat negara silih berganti.
Kita tetap hidup dalam kemiskinan dan kebodohan"

Enjoy, peace and love from Sukra.

Read More......

Selasa, 26 Mei 2009

Berikan Aku, Pilihan yang Terbaik

Siapa sih yang tidak mau mendapatkan yang terbaik? Dari hal kecil hingga hal yang besar, jika bisa semuanya adalah yang terbaik atau sempurna. Walau kadang sulit untuk mendapatkan hal yang sempurna dalam hidup ini.

Ada seorang sahabat (gadis), tiba-tiba datang dan curhat pada saya. Sebuah kesempatan untuk belajar menjadi pendengar yang baik, sekaligus untuk lebih mengenal sahabat saya ini.

Gadis ini merasa kebingungan akan orang yang akan dipilihnya sebagai partner karena banyak kriteria yang diinginkan. Dalam hati berkata dunia ini memang penuh dengan pilihan, tapi untuk mendapatkan yang terbaik dan sempurna sangatlah sulit.

Saya bertanya:
Partner ideal seperti apa yang diharapkan? Bukankah cukup melihat dari kemauan, kemampuan, kepastian, keberanian, kemandirian dan bertanggung jawab?

Jawaban si gadis:
Itu tidak cukup. Pria harus memiliki bibit, bebet, dan bobot. Bibit yang menunjukan keturunan yang beretika dalam kehidupan sosial. Bebet atau kapasitas yang berarti usaha, kemampanan ekonomi. Bobot sebagai mutu yang ditunjukan dengan pendidikan yang baik dan kemampuan dalam kesinambungan.

Selain itu pria itu juga harus memiliki denyut jantung kehidupan, nurani hati kemanusiaan, percaya pada imannya. Satu hal lagi pria harus memiliki pandangan terhadap harta, tahta dan wanita yang bermakna dengan mendapatkan dengan halal, menjalankan amanah dan sederajat.

Tunggu! Bingung menghampiri saya karena harus mencerna lagi apa yang dimaksud partner oleh gadis itu. Partner yang berarti mitra (rekan) - pasangan dalam pekerjaan, kongsi (kawan) - persekutuan dagang, koalisi - kerja sama partai, atau pendamping -pasangan berkeluarga. Hehe, hampir mirip dengan status persahabatan. Berpikir sejenak.......... Saya bertanya lagi lalu apa yang menjadikan dirimu (gadis) ragu?

Dijawabnya: Saya memiliki pilihan dan manakah yang terbaik menurutmu? Seseorang yang segala sesuatunya dipikir secara masak baru diambil keputusan yang tepat (sistematis), atau seseorang yang segalanya dijalankan terlebih dahulu, permasalahan yang timbul adalah urusan belakangan (praktis), atau yang satu lagi yaitu melakukan segala sesuatunya demi kehebohan dan kesohoran(dramatis).

Jawaban saya:
Apa yang menjadi tujuanmu? Partner untuk status sosial atau untuk pendamping sehidup semati? Saya bertanya seperti itu karena dalam hati berkata jika untuk status sosial maka jalankan dahulu nanti baru dilihat (berjalan tanpa ada tujuan) yang penting si gadis hidup tidak sendirian, tapi jika sehidup semati maka haruslah dipikir matang (tujuan, misi dan visi dalam membentuk sebuah keluarga) baru diputuskan.

Jawaban terbaik ada pada diri sendiri, tidak perlu dukun, karena dengan pertimbangan yang tepat berdasarkan rasio dan resiko, maka diri anda dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan. Untuk mendapatkan yang terbaik harus disertai dengan tujuan dan tentu dalam prosesnya penuh dengan tantangan dan perjuangan apalagi yang dituju adalah perjalanan dalam suatu kebersamaan bukan status kepentingan sesaat.

Berikan aku pilihan yang terbaik, jawabannya ada pada diri sendiri karena itulah yang dimiliki (fisik, pikiran, kemampuan) dan yang terbaik untuk diri kita. Demikian pula untuk jawaban pilihan pemimpin yang terbaik.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi foto: http://lh5.ggpht.com/_-Ld8gKht3ME/SWA8cawXO_I/AAAAAAAAByA/YUNO5t54rmo/s800/Bingung.jpg

Read More......

Senin, 25 Mei 2009

Terumbu Karang (Coral) Indonesia

Rasa bangga muncul ketika mengetahui tanggal 15 Mei 2009 yang lalu presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan WOC(World Ocean Conference) dan CTI (Coral Triangle Intiative) Sumit 2009 di Menado, Sulawesi Utara. Suatu acara akbar karena diikuti oleh 75 negara, 12 lembaga internasional, dan ratusan undangan. Selain itu konferensi tersebut adalah yang pertama kali diselenggarakan dan mengangkat isu kelautan dengan berbagai permasalahannya yang dirumuskan dalam deklarasi Menado. Deklarasi yang akan dibawa ke perundingan konvesi iklim UNFCC (United Nation Framework Convention of Climate Change) ke 15 di Denmark, Kopenhagen Desember 2009.

Tanpa disadari ketika membaca coral atau terumbu karang, saya tersadar bahwa mereka telah menjadi bagian dari kekayaan negeri ini. Indonesia yang pada kenyataan memiliki garis pantai terpanjang dengan kekayaan biota laut dan keindahan laut terbaik seperti Taman Laut Bunaken (Sulawesi Utara) dan Kepulauan Raja Ampat (Papua) telah menjadi rahasia umum di seluruh dunia. Hal ini semakin lengkap dengan diketahuinya bahwa Indonesia merupakan satu dari enam negara di kawasan "Coral Triangle" yang memiliki 76% spesies terumbu karang yang telah diketahui dan lebih kurang 574 jenis spesies ditemukan di bagian kepala burung Papua yang sama dengan 4 kali dari seluruh species di samudra Atlantik.


Terumbu karang adalah Biota laut dari filum Coelenterata yang terdiri dari 3 kelas yaitu:

  • kelas Scyphozoa (jelly fish)
  • kelas Hydrozoa dengan bangsa Hydroids (ubur-ubur), Milleporina (karang api), Stylasterina (paku bintang)
  • kelas Anthozoa dengan sub kelas Tabulata (telah punah dan tinggal fosil), Zoatharia, Alcyonaria.
Masyarakat Indonesia pada umumnya hanya mengenal terumbu karang yang berada pada kelas Anthozoa yaitu Scleractina (Hard coral= karang batu), Antipatharia (Black coral =karang tanduk) yang berada di subkelas Zoatharia dan Alcyonacea (Soft coral= karang lunak) subkelas Alcyonaria.

Karang batu bangsa Scleractina adalah pembentuk terumbu karang yang utama dan yang tersebar di dunia sekitar 18 suku 119 marga. Di Indonesia sendiri terdapat lebih kurang 15 suku 83 marga. Karang lunak bangsa Alcyonacea di dunia terdiri dari 6 suku 32 marga. Suku subkelas ini yang terdapat di Indonesia antara lain Alcyoniidae, Nephtheidae dan Xiniidae.

Karang tanduk yang dikenal dengan Black Coral bangsa Antipatharia (akar bahar) dan memiliki jenis Antiphates, Tanacetiphates, Cirrhiphates adalah terumbu karang yang dilindungi dan menarik perhatian saya. Terumbu karang ini adalah salah satu bahan perhiasan seperti pearl, tortoise, shell, ivory, jet, amber, dll. Selain itu dikenal sebagai benda bertuah yang memiliki makna:
  • Menyingkirkan rasa takut dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan
  • Membangun kepercayaan diri dalam cinta kasih
  • Kehangatan dan keterbukaan jiwa hati (jodoh)
  • Menjauhi kondisi trans (tidak menentu dan mimpi buruk)
  • Melindungi diri dalam perjalanan (terutama di laut)
Selain petuah yang dimiliki, terumbu karang ini menjadi bahan pertama di dunia yang dapat membuktikan keberadaan deutorium (isotop hidrogen) dengan melihat emisi yang dihasilkan ketika bahan ditembakan dengan laser. Hal ini dapat ditemui dalam jurnal: N.Idris, K.H.Kurniawan, Tj.Lie, K.Kagawa "Deutorium Emission in Laser Induced by TEO CO2 Laser At Low Pressure of Helium Surrounding Gas", Jpn.J.Appl.Phys.43.11A(2004).

"Berikan cinta pada nafas dan suara kehidupan
Bersama menjaga, melestarikan, dan selamatkan
alam, hutan dan terumbu karang
untuk kehidupan dan kedinamisan"

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi:
  • Julia Spring, "Coral a Quick Reference Guide", Ricordea Publishing, 1999
  • Suhartono "Jenis-jenis Karang di Indonesia" Pusat Penelitian Oseanografi, LIPI, 2004.

Read More......

Kamis, 21 Mei 2009

Harta di Bumi Garut

Sebuah kota kecil yang berjarak lebih kurang 65 Km dari Bandung , memiliki suasana tenang, damai dan dapat menarik hati untuk datang kembali. Begitu istimewa sehingga membuat saya bingung akan apa yang harus diceritakan. Sejenak berpikir, bagaimana jika mencari harta yang terdapat di Garut.

Menurut saya harta yang paling berharga bagi Garut adalah obyek wisatanya karena sebagai wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah pastilah memiliki tujuan untuk melepas penat dan mengetahui sesuatu hal yang baru. Obyek wisata kota Garut antara lain pemandian Cipanas, candi Cangkuang, gunung Guntur, gunung Papandayan, gunung Telaga Bodas, kawah Drajat, kawah Kamojang dan kampung Naga.

Jika saya seorang bisnisman berarti harta yang paling berharga adalah barang yang bisa mendatangkan uang. Jadi harta yang terdapat di Garut adalah industri dodol dan industri kulit. Membangun tempat penginapan atau restoran khas etnik juga salah satu yang menarik karena saya yakin semakin lama akan semakin banyak pengunjung yang akan mendatangi kota Garut ini. Sebagai informasi, salah satu penginapan di Garut yang sudah ada dan menurut saya keren banget adalah Kampung Sampireun. Tempat ini sering dijadikan salah satu tempat untuk foto pre-wedding loh.

Tanah yang ada di Garut dapat dikatakan sebagai harta juga karena dapat memberi makan banyak orang. Tanah Garut adalah tanah subur karena dikelilingi oleh gunung vulkanis dan yang menjadikan Garut sebagai pusat penghasil sayur-mayur, jeruk, teh dan tembakau.

Mungkin hanya itu yang bisa terpikirkan oleh banyak orang. Padahal masih ada satu lagi harta di Garut dan telah melagenda yaitu batu permata yang dikenal dengan nama Chrysoprase (Batu Garut). Batu ini bersama dengan batu Vesuvianite (Batu Sungai Dare- Sumatra barat), Opal (Batu Kalimaya-Banten), Amethyst (Kecubung-Kalimantan) dan Chrysocolla (Batu Bacan- Maluku Utara) yang telah menjadi primadona di Indonesia dan luar negeri.

Itulah harta yang terdapat di kota Garut yang terlintas dalam pikiran.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Read More......

Rabu, 20 Mei 2009

Candi Cangkuang dan Sekitarnya

Candi Cangkuang adalah candi peninggalan budaya Hindu pada abad ke VIII yang terdapat di Jawa Barat. Candi yang didalamnya terdapat patung dewa Siwa keberadaannya diketahui tahun 1966 atas dasar tulisan Vorderman dalam buku Notulen Bataviaasch Genootschap pada tahun 1893.

Hanya itu informasi yang saya tahu dari Candi Cangkuang. Berikut adalah hal istimewa yang saya rasakan ketika berkunjung ke Candi Cangkuang dan sekitarnya.

Bermula dengan membaca "pintu masuk Candi Cangkuang", membuat rasa penasaran dan tak sabar muncul. Masuk dan berjuta pertanyaan muncul, dimanakah Candi Cangkuang berada, karena yang saya lihat adalah danau atau telaga. Mana dan dimana? Orang yang mengantar kami menunjuk dan berkata Candi ada di seberang danau dan kita harus menggunakan rakit (alias getek untuk bahasa bekennya) untuk mencapainya.

Tak lama kemudian, saya naik getek dan merasakan sebuah sensasi. Perasaan takjub, tapi hati terasa damai dan tenang ketika melewati danau yang dikenal dengan Situ Cangkuang. Hal ini disebabkan dalam perjalanan yang tidak biasa ini, kami dapat menikmati keindahan alam yang diberikan yaitu keberadaan danau dengan geteknya yang unik dan dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu gunung Haruman, gunung Kaledong, gunung Mandalawangi dan gunung Guntur.

Sesampai di pulau, kejutan telah menanti yaitu makam Embah Dalem Arif Muhammad yang dari namanya dapat diterka beragama Islam berada disamping Candi Cangkuang peninggalan budaya Hindu. Mencari tahu dan penjaga Candi menginformasikan, dalam cerita rakyat Embah Dalem adalah utusan kerajaan Mataram yang ditugasi menyerang VOC di Batavia. Akan tetapi penyerangan tersebut gagal sehingga Embah Dalem yang merupakan penyebar agama ini malu dan takut untuk kembali, dan memilih berdiam di desa Cangkuang untuk menyebarkan agama Islam.

Bukti-bukti adanya penyebaran agama Islam ada di sebuah museum kecil yang berada di sekitar Candi Cangkuang dan makam Embah Dalem Arif Muhammad. Di museum, ada naskah-naskah ajaran Islam pada abad XVII dan dikatakan sebagai yang tertua (tidak tahu benar atau salah). Naskah-naskah tersebut antara lain naskah Khotbah Jum'at yang terbuat dari kulit kambing, kitab suci Al-qur'an, kitab ilmu Tauhid dan kitab ilmu Fiqih dari kulit kayu saih.

Satu lagi keistimewaan daerah ini masih ada yaitu kampung Pulo dengan rumah adatnya. Rumah yang sederhana tapi aturannya yang luar biasa. Di kampung tersebut terdapat 7 rumah yang diperuntukan kepada anak Embah Dalem yang terdiri dari 6 wanita dan 1 pria. 7 rumah tersebut yaitu 6 rumah yang berjajar berhadapan 3 sebelah kiri dan 3 sebelah kanan dan 1 mesjid (rumah anak laki-laki). Jumlah rumah tidak boleh ditambahkan dan 6 rumah yang ada tidak boleh terdiri lebih dari 6 kepala keluarga sehingga ketika ada yang menikah, anak tersebut harus keluar. Sesuai aturan rumah-rumah tersebut dimiliki oleh pihak wanita dan bukan pria. Aturan kampung lainnya antara lain tidak boleh memukul gong dan tidak boleh memelihara ternak berkaki empat. Jika mau tahu lebih lanjut, datang sendiri yah.

Itulah keistimewaan dan kejutan yang dapat ditemui. Untuk melengkapi perjalanan ini, saya coba tilik asal-usul nama Cangkuang. Hasilnya, nama berasal dari pohon cangkuang (Pandanus furtacus) yang banyak ditemui di sekitar makam dan merupakan pohon sejenis pandan yang digunakan untuk tudung, tikar dan pembungkus gula aren.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi: Munawar Zaki, "Cagar Budaya Candi Cangkuang dan Sekitarnya" Juni 2002

Read More......

Senin, 18 Mei 2009

Keunikan Lokasi Kawah Kamojang

26 Km dari Garut menuju lokasi Kawah Kamojang, saya membayangkan pemandangan yang akan dilihat sama indahnya dengan Kawah Putih Ciwideuy. Ternyata bukan keindahan yang saya temui melainkan keunikannya yang membuat saya tersentak kagum.

Pada awal memasuki kawasan ini, pemandangan yang tak biasa saya temui yaitu banyak pipa-pipa besar yang berujung pada beberapa bangunan. Mereka adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT. Pertamina dan PT. Indonesia Power; dan disinilah untuk pertama kalinya, energi panas bumi dimanfaatkan (seperti yang diusulkan warga kebangsaan Belanda, JB Van Dijk pada tahun 1918) secara komersial (1983).

Memasuki lebih dalam lagi, saya menemui beberapa kawah antara lain kawah manuk, kawah kereta. Nama yang diberikan memiliki makna sendiri seperti kawah manuk yang dikarenakan beberapa lubang tersebut menghasilkan bunyi yang menyerupai suara burung manuk atau kawah kereta karena bunyinya seperti kereta (lebih mirip suara pesawat jet).

Kawah kereta adalah kawah yang paling menarik perhatian karena uap gas yang kerluar memiliki tekanan yang sangat luar biasa (2.5 bar). Disini saya bertemu dengan juru kunci yang bernama Koko. Pertama, ia meletakan botol aqua diatasnya lalu blung terpental seperti bola golf yang dipukul dengan keras-keras. Selanjutnya rokok (yang masih menyala) diletakan di atas lubang kawah tersebut. Hal menakutkan terlintas dalam pikiran yaitu meledak karena yang dimainkan adalah api, tapi yang terjadi adalah sumber gas seperti berpindah ke puntung rokoknya. Rasa tidak percaya dengan berjuta pertanyaan. Aksinya belum berakhir, Koko mengambil sebuah batang pohon kemudian mengarahkan arah gas tersebut. Ingin mencoba tapi tiada keberanian karena segalanya masih tak masuk logika.

Melanjutkan perjalanan dengan pendakian, kemudian melihat bebatuan yang disusun seperti kayu untuk api unggun. Disinilah, tempat untuk mandi sauna dengan kondisi alam terbuka yang disebut dengan kawah hujan. Koko sang juru kunci berkata mandi sauna di tempat ini dapat membantu menyembuhkan penyakit seperti stroke, jantung, influensa, kulit, rematik dan tekanan darah tinggi. Ketika melihat-lihat bebatuan tersebut, tiba-tiba uap keluar semakin besar (± 120 derajat celcius), kencang dan panas. Koko berkata sambil tertawa, saya naikan lagi yah suhu panasnya. Dalam hati berkata, alamak menyengat pedas dan panas. Keringat bercucuran kemudian uap gas mengecil dan panas berkurang. Semuanya dapat diatur dan diarahkan seperti menggunakan remote control dan dikatannya inilah magic.

Bagian belakang kawah ini tampak sebuah gua. Koko menjawab itulah pintu menuju kerajaan Demak (serasa pernah mendengar legenda ini) dan di pintu tersebut berdiri seorang kerabat dari sunan wali dengan tasbih ditangan yang sedang berdoa dan didampingi oleh seekor naga. Apakah benar jika masuk gua ini akan sampai ke kerajaan Demak? Ternyata bukan fisik tapi sukma di alam gaib. Sedangkan untuk tokoh yang berdiri, saya tak melihatnya. Dimanakah dia? Mungkin karena saya belum memiliki ilmu makrifat dan indra ke-6.

Pulang dan turun pendakian. Banyak hal mistis yang saya tak bisa jawab. Seperti halnya pernyataan Koko yang berikut, disana ada Prabu Siliwangi dan para wali songo sedang berkumpul dan berdiskusi. Sebelum pulang koko memberikan kejutan pada diriku yaitu mengambil energi sukma saya. Saya sadar tapi kosong seperti layaknya orang linglung dan inilah yang membuat saya percaya akan adanya 5 energi vitalitas yang diceritakan eyang Sukra.

Itulah berbagai keunikan yang ditemui di lokasi Kawah Kamojang yang penuh misteri tapi dapat dirasakan keberadaannya seperti PLTP dan sauna alamnya. Btw, Kamojang berasal dari kata Mojang yang berarti cantik. Jadi konon di kawasan ini ada seorang perempuan yang memiliki paras cantik dan tersohor di seluruh Tartar Sunda. Perempuan ini kadang kala menampakan hidungnya di kawasan ini. Siapakah perempuan ini?

Catatan perjalanan pada liburan Waisak pada bulan Mei 2009.
Enjoy, peace and love from Sukra.

Read More......

Jumat, 15 Mei 2009

Mempengaruhi Audiens

Sebuah pertanyaan timbul ketika saya menghadiri seminar internasional ICONES ( International Conference on Natural and Environmental Sciences) 2009 yang merupakan acara yang diadakan pada 6-8 Mei yang lalu sebagai perayaan ulang tahun MIPA Universitas Syah Kuala yang ke 50 di Aceh. Bagaimana audiens bisa mendengar, memperhatikan, dan mengerti apa yang disampaikan oleh pembicara.

Secara umum, hal yang wajib dalam presentasi adalah mempersiapkan diri sebaik, mungkin dimulai dari pemilihan topik yang akan disampaikan, penguasaan bahan, dan cara bicara atau bahkan penampilan. Setelah melihat seminar tersebut, saya sadar walau keseluruhannya sudah dipersiapkan, kemungkinan tidak berjalan sesuai dengan keinginan selalu ada.

Mungkin banyak orang yakin presentasi adalah hal yang mudah bagi mereka, tapi menurut saya itu keliru, yang pasti adalah sulit dan penuh tantangan. Hal yang harus diingat, ini bukan seminar motivasi yang bersifat umum (karena setiap insan harus memilikinya untuk melakukan sesuatu) sehingga audiens-nya dapat dianggap homogen, melainkan seminar akan ilmu pengetahuan yang tentu orang yang hadir memiliki latar belakang, kemampuan dan keinginan yang berbeda (heterogen). Satu lagi yang membuat presentasi ini semakin sulit yaitu topik yang dibawakan adalah topik khusus yang mana kemungkinan besar hanya beberapa orang saja yang mengerti (jika audiens tidak dikelompokan).

Jadi apa yang harus dilakukan dalam presentasi seminar ini selain persiapan diri yang matang? Inilah buah dari hasil pemikiran saya:

  • Tariklah perhatian audiens dengan memberikan sesatu yang berbeda dari biasanya dan menarik. Jika perhatiannya tidak dapat direbut berarti keberadaannya dapat dianggap tidak ada.
  • Bawalah hati mereka ke dalam topik dengan menunjukan keuntungan apa yang diperoleh (dari bahan yang dipresentasikan). Menurut saya lebih baik menunjukan masalah yang terjadi, apabila hal tersebut (yang dipresentasikan) tidak ada. Berdasarkan pengamatan saya, masyarakat Indonesia banyak yang "nakal" dengan kata lain mereka sering mengabaikan nasihat sebelum menerima akibatnya. Jadi gunakan akibat bukan keuntungan untuk merebut hati.
  • Manjakan mata dan telinga mereka dengan menunjukan banyak gambar dan film. Hal ini dapat berguna karena daya tarik dan daya goda yang lebih kuat daripada tulisan yang terbukti dari malasnya orang untuk membaca.
Mungkin ini yang terlintas dari pikiran saya. Ada pendapat lain?

Catatan khusus: Dalam acara ini, saya mengikuti seminar yang dibawakan oleh Prof. Dr. E. Brenny van Groesen dari University of Twente Netherlands, Prof. Kiichiro Kagawa dari University of FUKUI Japan, Dr. Koo Hendrik Kurniawan FRSC dari Maju Makmur Mandiri Research Centre. Disamping itu saya juga bertemu rekan riset "Laser Spectroscopy" dari Universitas Syiah Kuala yaitu Dr Syahrun Nur Abdulmajid, Dr Narsullah Idris, dan Dr Muliadi Ramli.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Read More......

Rabu, 13 Mei 2009

Wajah Aceh

5 Mei 2009, kunjungan untuk kedua kalinya dan lansung membuat saya terpesona. Lebih kurang 1 tahun telah ada gedung (terminal) baru yang menjadikan bandara Iskandar Muda bersakla internasional.

Hari yang panjang dan penuh kejutan akan dimulai. Setelah sampai di hotel untuk meletakan koper, Prof. Kiichiro Kagawa, Dr. Koo Hendrik Kurniawan FRSC (yang akan melakukan presentasi dalam seminar internasional ICONES 2009 esok) dan saya menyewa sebuah mobil untuk keliling Banda Aceh. Takjub saya melihat isi kota karena gambaran yang menakutkan karena adanya pertikaian (ketegangan) atau tanah yang rata akibat gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 silam telah sirna, yang ada sebuah kota berkembang dengan wajah yang baru.

Padatnya acara membuat kami pergi ke tempat yang dekat tapi bermakna. Persinggahan pertama adalah Museum Negeri Aceh yang mana dapat menceritakan kebudayaan Aceh di masa lalu dari koleksi barang dan fotonya. Contoh adanya replika Masjid Raya Baiturrahman dari awal hingga berkubah 5 (saat ini mesjid telah berkubah 7). Di kompleks ini juga terdapat rumah Aceh yang dibangun pada tahun 1914 oleh gubernur Belanda Van Swart. Rumah adat yang tampak dan memang kokoh ini ternyata tidak ada satu pakupun digunakan dalam membangunnya.


Perjalanan berlanjut yaitu menuju kawasan untuk memori akan kejadian tsunami. Dimulai dari Museum Tsunami tapi kami hanya singah unuk melihat arsitektur dari luar saja karena hari telah senja. Tujuan selanjutnya adalah kapal apung yang merupakan kapal Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Kenapa disebut kapal apung? Karena ketika terjadinya gelombang tsunami kapal ini terbawa sejauh 5 kilometer dari tepi laut dan sekarang berada di atas tanah. Percaya tidak percaya, untuk menguatkan imajinasi tak jauh dari sana terdapat sebuah tugu yang menunjukan seberapa tingginya gelombang tersebut yaitu 7 meter. Disini saya baru dapat membayangkan seberapa menakutkannya gelombang tsunami tersebut. Selanjutnya supir dari mobil rental membawa kami menuju rumah yang terdapat perahu diatasnya. Inilah akhir perjalanan untuk memori kejadian tsunami.

Kembali ke hotel untuk bersiap menghadiri acara kesenian yang diadakan oleh fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala. Dalam acara kesenian tersebut para mahasiswi dan mahasiswa menyanyikan beberapa lagu dan beberapa tarian khas Aceh. Saya cukup terkejut akan nyanyian tersebut dan terkagum akan tariannya.

Lagu yang dinyanyikan saya tidak tahu tapi dari sana saya mendengar bahwa kata putri diucapkan terlebih dahulu sebelum putra. Tak tahu apakah ini disesuaikan dengan intonasi atau memang ada maksud sendiri. Hal yang pasti lagu tersebut membuat saya termenung, memang pria lebih banyak keluar dan dominan, tapi peran wanita juga tidak kalah hebat yaitu menjadi fondasi awal dari terciptanya sebuah keluarga.

Tarian yang diperagakan adalah Ranub Lampuan, Likok Pulo. Lampuan berarti mangkok dan ranub berarti sirih. Ranub Lampuan adalah tarian penyambut tamu dengan memberikan sirih kepada para tamu (sebagai pelambang persaudaraan). Tarian ini telah ditarikan sejak zaman kerajaan terdahulu yang mana bermakna memuliakan para tamu. Mungkin ini adalah pelayanan bahwa setiap tamu yang datang haruslah dihargai dan dihormati. Likok Pulo adalah tarian yang membuat saya tidak dapat memalingkan mata karena artistik, tingkat kesulitannya yang tinggi dan mirip dengan tarian saman. Perbedaan dengan tarian saman yang paling nyata ada seseorang yang membacakan sesuatu dalam bahasa Arab.

Itulah wajah Aceh yang terekam dalam perjalanan yang panjang dalam satu hari. Wajah yang penuh dengan warna dan makna yang membuat segala sesuatunya berharga untuk dikenang.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Read More......

Senin, 11 Mei 2009

Belajar dalam Permainan (Workshop)

Belajar adalah hal yang menakutkan dan bermain adalah hal yang menyenangkan. Oleh karena itu, dalam workshop yang telah dilakukan di awal bulan Mei 2009 dicoba sebuah konsep yaitu belajar dalam permainan. Bukan hal yang baru tetapi mendapatkan respon yang luar biasa dari peserta.

Saya menyadari menjalankan konsep ini bukanlah hal yang mudah, apalagi dalam ilmu pasti seperti fisika tapi workshop itulah yang dilakukan. Mungkin sebagian orang menyamakan workshop ini sama halnya dengan praktikum umumnya. Untuk hal tersebut terserah, hal pasti dalam workshop ini perlengkapan yang digunakan didesain sedemikian rupa sehingga peserta penasaran, ingin mencoba dan kemudian memainkannya. Selain itu perlengkapan workshop ini diusahakan sesederhana dan seumum mungkin sehingga peserta lebih mudah memahami dan menyadari bahwa ilmu tidak hanya berlaku dalam kondisi khusus.

Sekedar bagi yang penasaran, apa yang diperagakan dalam workshop tersebut: gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan (GLBB), gerak melingkar, gaya gesek, gaya grafitasi, gaya magnet, momentum, aksi reaksi, gelombang, dll. Btw, berburu monyet yang artikelnya saya tulis dengan judul "berburu cinta monyet" juga termasuk yang diperagakan lohhh....

Respond yang luar biasa didapatkan, karena ini adalah suatu yang kreatif, unik dan terinspirasi akan pemahaman ilmu yang disampaikan. Pernyataan ini bukan saya yang mengada-ada, tapi antusias siswa-siswi yang menginginkan perlengkapan workshop ini dimiliki oleh sekolah mereka karena dirasakan manfaatnya. Respon dari guru-guru, menginginkan workshop ini diadakan di sekolah mereka dan ada yang bertanya berapa harga perlengkapan ini. Hihihi.....

Suatu yang sederhana ditambah dengan ide kreatif mungkin akan menjadi hal yang menarik. Mungkin bisa gagal atau berhasil maka cobalah untuk dibuktikan dan jangan disimpan dalam benak pikiran.


Catatan: "Workshop on Experiment in Frictionless Motion on Mechanics Using Fine Plastic Beads" ini dilakukan pada 1 Mei 2009 di Sekolah Pelita Harapan dan SMA President (Boarding School) dan 4 Mei 2009 di Universitas Negeri Jakarta. Workshop ini merupakan kerja sama antara University of FUKUI dari Jepang (Prof. Kiichiro Kagawa) dan Maju Makmur Mandiri Research Centre di Jakarta (Dr. Koo Hendrik Kurniawan FRSC, Dr. Mangasih Alion Marpaung, Dr. Marincan Pardede, Dr. Rinda Hedwig, Dr. Maria Margaretha Suliyanti, Dr. Eric Jobiliong dan Zener Sukra).

Enjoy, peace and love from Sukra.

Read More......

Minggu, 03 Mei 2009

Berburu Cinta Monyet

"Membidik, tembak dan kena" itulah harapan setiap orang dalam berburu. Akan tetapi dalam kenyataan sangat sulit untuk dilakukan (kecuali bagi yang profesional). Penasaran? Mau tahu rahasianya?

Dalam pengamatan ternyata faktor yang paling berpengaruh adalah kecepatan, arah target dan waktu. Kecepatan, tidak perlu tergesa-gesa yang penting adalah dapat mengejar sasaran. Target harus tepat pada sasaran (jangan meleset meski hanya 1 cm) karena tanpa target berarti tidak ada tujuan yang ingin dicapai sehingga dapat dipastikan gagal. Waktu, haruslah tepat mungkin lebih cepat adalah hal yang baik tapi dalam berburu sama saja kegagalan, karena tidak akan kena pada sasaran.

"The right time, the right angle"

Tidak percaya? Saya akan mengilustrasikannya dengan berburu monyet. Perumpaan ini saya pilih karena bila berburu manusia berarti pembunuhan dan berburu cinta maka saya akan bingung bagaimana menjelaskannya secara nyata.

Imajinasikan ada sebuah segitiga dimana B adalah sudut siku-siku. A adalah pemburu dan C adalah monyet. Bila C tidak bergerak maka saya mengilustrasikan ABC adalah sebuah bidang yang berada pada ketinggian yang sama. Sehingga, A cukup mengarahkan sasaran dan tembak; dan hasilnya saya yakin kena (bila sasaran tembak tepat).

Bila C bergerak, saya mengilustrasikan dengan monyet yang ada di atas pohon dan pemburu ada dibawah. Pilihan jatuh pada monyet karena monyet akan bereaksi (jatuh) ketika mendengar aksi (suara tembakan). Monyet jatuh dipengaruhi oleh gravitasi dan waktu. Tembakan peluru dipengaruhi oleh kecepatan awal, arah tembakan, gravitasi dan waktu. Peluru akan bergerak secara mendatar (sumbu x) dan vertikal (sumbu y). Bila peluru udah sampai di titik B (tempat monyet akan jatuh) maka cobalah hitung tinggi peluru tersebut? Percaya atau tidak, tinggi peluru tersebut sama dengan tinggi posisi monyet yang sedang terjatuh (ingat bila pada awal, sudut untuk posisi tembak dan waktunya harus tepat). Masih mau bukti? Hitung pakai rumus fisika saja yah.

x=Vo cosα.t
y=Vo sinα.t-1/2 gt^2

Kembali ke judul awal "berburu cinta monyet". Apakah sama berburu cinta monyet dengan berburu monyet? Jelas beda karena manusia tidak sama dengan monyet. Jadi mengapa saya menggunakan judul tersebut? Saya hanya ingin menjelaskan bahwa fisika itu indah dan akan semakin menarik bila ada cinta. Hihihi.

Hal yang pasti, apapun jenisnya dalam berburu haruslah memiliki target, arah dan waktu yang tepat. Dalam kehidupan keseharian, pikiran harus diarahkan dan jangan pikir pacaran melulu tapi terus belajar untuk masa depan yang lebih cerah.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi photo: http://www.cs.vu.nl/~nnazrip/monyet%20berdua.jpg

Read More......

Jumat, 01 Mei 2009

Villa Isola

"Don't Come to Bandoeng, If You Left a Wife At Home"

"Bandoeng is het paradijs, der aardsche schoonen; Daarom is het goed daar te women" yang artinya "Bandung adalah sorga permai di atas dunia, oleh sebab itu, sebaiknyalah bermukim disana!".

Dua buah ungkapan yang saya temui di buku "Wajah Bandoeng Tempo Doeloe", karya Haryoto Kunto dan terasa pas ketika melihat kemegahan Villa Isola, Bandung.

Sebuah villa yang bangunan dan tamannya bagaikan air yang bergelombang karena arsitektural bangunan merupakan penyesuain terhadap lingkungannya. Seperti halnya Gedung Sate (White House in Bandoeng), arsitektural Villa Isola ini mengikuti konsep tradisional fisafat Jawa yaitu oreantasi kosmik Utara-Selatan dengan arah utara mengarah ke Gunung Tangkuban Perahu dan Selatan menuju kota Bandung. Masih ada satu lagi yang membuat jantung berdetak kencang karena kagum yaitu keindahan ornamen garis-garis molding yang mana akan memberikan efek bayangan ketika ada sinar matahari. Hal ini merupakan bentuk eksploitasi pemamfaatan alam (sinar matahari di negara tropis) yang sudah jarang ditemui pada bangunan sekarang.

Siapakah pendiri villa mewah (dikatakan memakan dana 500.000 gulden) dengan arsitek C.P.Wolff Schoemaker, mulai dibangun pada Oktober 1932 dan selesai Maret 1933 tersebut? Ia adalah seorang konglomerat berdarah campur Jawa dan Italian yang mendirikan ANETA (Algemeen Nieuws en Telegraaf Agentschap) di Batavia. Tapi sayang, pemilik yang bernama Dominique Willem Berretty ini hanya dapat menikmati villa yang megah ini dalam waktu yang singkat. Ia meninggal dalam kecelakaan pesawat terbang (pesawat yang diberi nama De Uivel) di Bombay, India, dalam suatu "rally udara" antara Sidney-London pada Desembar 1934. Satu hal, kematian Berretty ini masih merupakan suatu tanda tanya, apakah benar kecelakaan atau pembunuhan yang telah direncanakan.

Kematian Berretty menyebabkan terjadinya perjalanan pergantian kepemilikan dan fungsi villa yang dimulai dengan menjadi bagian dari Hotel Savoy Homann. Pada zaman kedudukan Jepang, villa menjadi museum tempat menyimpan alat-alat perang Belanda yang disita dan pernah menjadi tempat kediaman sementara Jendral Hitoshi Imamura menjelang Perjanjian Kalijati (Maret 1942). Di tempat yang megah ini juga pernah berlansung Kongres Pemuda (16-18 Mei 1945).

Peristiwa yang terjadi setelah Indonesia merdeka. Pada 16 Februari 1946, gedung ini dibombardir dari darat dan udara. Penyerbuan ini dilakukan oleh pasukan NICA yang dibantu oleh kesatuan Gurkha (tergabung dalam pasukan Inggris) dengan dalih menyelamatkan para interniran Belanda. Pada 1954, villa ini dibeli oleh pemerintah RI dengan perantara Mr. Moh.Yamin yang kemudian nama Villa Isola ini berubah menjadi Bumi Siliwangi dan menjadi gedung rektorat Institut Ilmu Pendidikan (IKIP) atau sekarang yang lebih dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Sebuah catatan kecil, Villa Isola berarti villa terpencil. "M'isolo E Vivo" (saya mengasingkan diri dan bertahan hidup) adalah jalan hidup yang dirempuh oleh D.W.Berretty.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi:

Photo by Eileen.

Read More......

Artikel Favorit dalam 1 minggu