Saat ini telah berkembang berbagai pusat perbelanjaan apakah pasar-pasar tradisional akan hilang? Mungkin saja tapi menurutku tidaklah semudah itu. Buktinya banyak pasar-pasar tradisional dari zaman doeloe masih bertahan hingga sekarang. Contoh pasar yang umum didengar oleh masyarakat Djakarta saat ini adalah Pasar Senen, Pasar Baru, Pasar Glodok, Pasar Pagi, Pasar Ikan, Pasar Rabu, Pasar Minggu, dll.
Pada kesempatan ini aku ingin bercerita tentang kisah dari pasar zaman doeloe tersebut antara lain Pasar Senen, Pasar Baru dan Pasar Pagi. Hehehe. Pasar-pasar yang lain jangan ngiri yah. Hihihi
Pasar Senen. Pasar ini diambil dari nama hari pasar, atau kata orang diambil dari nama Mister Cornelis Senen. Informasi nama pemilik tanah yang berasal dari Banda Naire yang bernama Mister Cornelis Senen (pengusaha pala) itu diambil bukan untuk Pasar Senen tapi untuk nama Jatinegara (Mester) . Hal ini dikarenakan pada tak bisa ngomong mister. heheheh. Balik ke Pasar Senen, nama awalnya adalah Vinckepasser dikarenakan pasar ini dibangun oleh Justinus Vinck. Pasar yang berada di wilayah Weltevreden ini mulai berkembang ketika Vinck menjualnya kepada Mossel.
Oyah kamu sadar tidak di Djakarta banyak nama pasar berdasarkan hari yaitu Senen, Rabu, Kamis, Jumat dan Minggu. Dimana Pasar Selasa dan Pasar Sabtu? Pasar ini tidak ada dikarenakan orang Jawa dan orang Tionghoa percaya hanya ada 5 hari pasar. Hal ini dikaitkan karena manusia memiliki panca indra dan panca rasa. Hehehe. Jadi kalo kerja dimulai hari Selasa atau Sabtu katanya sial. Percaya tidak terserah anda? tapi ada lohhh pasar yang pertama kali dibuka hanya hari Sabtu yaitu Pasar Kambing yang disebut juga dengan Tanah Merah (dalam bahasa jawa artinya abang). hihihihi.
Pasar Baru. Jika ada Pasar Baru, tahukah anda Pasar Lama dimana? Jika jawabanmu di daerah Jatinegara itu namanya Jl. Pasar Lama. Pasar Lama adalah sebutan untuk Pasar Senen. Pasar Baru ini muncul karena komunitas dagang masyarakat Tionghoa mulai ramai, kemunculan pasar ini membuat resah para pedagang Belanda yang berpusat di Jl Ir H Djuanda. Tahu alasannya? Menurut cerita Fung Shui Pasar Baru adalah tanah bentuk binatang kelabang sehingga berkembang sangat pesat sekali. Dengan adanya Gereja Ayam menjadi antiklimaks. Oyah di Pasar Baru juga merupakan pasar yang menggunakan harga pasti pertama di Djakarta yang diprakasai oleh Tio Tek Hong yang terkenal dengan piringan hitamnya.
Pasar Pagi. Pasar yang buka di pagi hari jawaban yang pasti dan tidak terelakan dan tiada cerita lagi tentang Pasar Pagi. Tapi di balik Pasar ini ada sebuah pasar yaitu Pasar Gelap. Heheheh. Bukan berarti menjual barang-barang ilegal atau berada di ruangan yang gelap yah. Pasar gelap adalah sebuah nama jalan dan di pasar ini adalah tempat tongkrongan atau tunggu para pedagang yang hendak berjualan di Pasar Pagi. Jadi pada zaman dahulu jika ada yang ingin membeli barang-barang keperluan akan tetapi pasar belum buka biasanya ke Pasar Gelap ini.
Nama-nama dulu yang berhubungkan dengan pasar tersebut antara Gang Mo Tjoei (Jl. Perniagaan I), Gang Tjai Ho (Petak Baru 2A), Gang Kong Guan (Pasar Pagi 1), Gang Dji La Keng (Jl Perniagaan Barat II).
Ok sekian dulu cerita-cerita tentang Pasar zaman doeloe. Terima kasih kepada Tjan Tek Liong sebagai sumber informasi. Enjoy, Peace and Love.
Referensi:
"Intisari: Batavia Kisah Jakarta Tempo Doeloe", Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1988
http://farm3.static.flickr.com/2101/2126970074_198dceb518_m.jpg
Doa yang Indah
7 bulan yang lalu
1 comments:
A very informative Article "Pasar Zaman Doeloe". The way that you share this information is really very grateful.
Posting Komentar