Saya tak tahu ini adalah cerita fiksi atau non-fiksi karena saya bukanlah anak sosial politik seperti Anita Srikandi. Disamping itu, isi catatan ini begitulah nyata lalu bagaimana anda sebagai pembaca?
Melihat dari sejarah yaitu era 1940-1999, peta kekuatan politik dunia digambarkan dengan kekuatan pertahanan militer, politik ideologi sehingga dikatakan juga sebagai era kebangkitan nasionalis yang mana pada dasarnya bersifat regional masing-masing negara dan blok politiknya. Dalam era ini, kita mengenal adanya Blok Barat (NATO- Noth Atlantic Treaty Oranzation), Blok Timur (Pakta Warsawa) dan Non-Blok.
Waktu terus berjalan, peta politik apa yang ada pada saat ini atau era 2000-2019? Menurut analisa Anita, saat ini peta kekuatan dunia telah mengalami pergeseran karena kekuatan yang ditunjukan bersifat kesinambungan sosial, ekonomi, demokrasi dan hak asasi manusia (HAM) yang sangat global. Jika melihat dari hubungan Internasional yang terjadi, Anita berpendapat bahwa peta dunia masih terdiri dari 3 kekuatan yang mana terbagi atas Blok Barat Amerika, Blok Timur Jauh, dan Blok Selatan Bebas.
Isi catatan belum berakhir, menurut Anita dalam suatu kedinamisan peta dunia setiap blok harus memiliki pemimpin. Dalam pandangannya,
Berbicara peta politik Indonesia untuk periode 2000-2019 yang penuh nuansa nasionalis, agamanis, patriotisme dan globalisme; Anita mencatat bahwa pada dasarnya Indonesia juga terbagi atas 3 blok haluan politik yaitu
Simbol angka dan warna adalah metode perhitungan yang dijabarkan oleh Anita Srikandi untuk memprediksi dan mengkalkulasi perkembangan peta politik dunia dan Indonesia. Anita berkata: Politik bukan ilmu pasti. Kedinamisan dalam berpolitik demi kepentingan selalu dapat berubah. Hal yang penting harus peka terhadap dasar dan akar dari blok dan warna rumpunya.
Jujur untuk hal ini saya tidak mengerti dan hanya bisa berharap akan hadir trio-tokoh pemimpin yang berkualitas untuk mewakili Indonesia sebagai pemimpin Blok Selatan Bebas demi kedinamisan dan keharmonisan politik dunia dalam kebersamaan; dan membangun politik ekonomi mandiri di dalam negeri sendiri dengan menemukan jati diri Indonesia (bukan dengan gelar "gila"nya). Bagaimana dengan pandangan anda?
Enjoy, peace and love from Sukra.
referensi photo: http://www.townofbeloit.org/earth.gif
Sabtu, 28 Februari 2009
Transformasi Peta Politik (Ani 3)
Rabu, 25 Februari 2009
Tokoh Presiden (Ani 2)
Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan cermin yang bermakna belajar dari pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain. Dalam catatan Anita Srikandi sebagai mahasiswi sosial politik, Indonesia sebagai negara pembelajaran demokrasi haruslah bercermin dari proses yang selama ini telah dilakukan dan belajar pula dari negara super maju yang menganut sistem demokrasi yaitu Amerika Serikat.
Dalam artikel ini mencoba melihat perjalanan demokrasi Amerika Serikat dengan tokoh-tokoh presidennya yang pernah terpilih dan sedikit informasi peristiwa penting yang tercatat:
Hikmah yang didapat untuk sebuah sistem dan etika dalam pembelajaran kepolitikan negara:
Apakah kriteria calon presiden Indonesia masih perlu konsep dan pola etnis, gender, dan latar belakang sipil, cendikiawan, militer, teknorat, ulama, birokrasi, atau borjuis, dll; tanyanya? Saya hanya bisa "ndhoblong meneng". Hal yang pasti Capres mempunyai hati nurani demi bangsa dan rakyatnya, tandas Anita.
Bagian lain dari catatan Anita. Sebelum mengakhiri, menurut anda apakah presiden Indonesia masih mencari Trah-presiden (berdasarkan hubungan keluarga, saudara, pejabat dan penguasa) atau lain dari yang lain seperi Amerika saat ini dengan fenomena yang spektakuler.
Inikah Ani yang pertama kali kukenal 4 tahun yang lalu? Ada apa dengannya? Luar biasa.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi photo: http://www.visitingdc.com/images/george-washington-picture.jpg
Senin, 23 Februari 2009
Catatan si Gadis (Ani 1)
Catatan harian yang berisikan kejadian atau unek-unek untuk seorang gadis adalah hal yang biasa. Tapi bagaimana bila catatan itu berisi sebuah obsesi pribadinya? Suatu hal yang sangat luar biasa menurutku. Itulah isi dari catatan si gadis (seorang mahasiswi fakultas sosial politik) yang bernama Anita Srikandi (nama samaran).
Anita Srikandi adalah seseorang gadis yang memiliki obsesi menjadi manusia kaliber yang dapat membawa perubahan bagi Indonesia dan dunia. Rasa penasaran ini muncul dan kemudian bertanya siapakah tokoh yang membuatnya memiliki obsesi yang begitu besarnya. Jawabnya ada 4 tokoh wanita setelah Perang Dunia II yang membuatnya terobsesi yaitu:
Bagaimana dengan Indonesia? Kapan ada wanita sekaliber mereka?
Sebagai perbandingan para kaum wanita Indonesia saat ini seringkali digambarkan dengan:
Inilah keluhan akan keberadaan wanita di Indonesia dan inilah juga catatan Anita Srikandi gadis Indonesia.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi photo:http://www.art-photograph-gallery.com/image-files/diary.jpg
Senin, 16 Februari 2009
Free
"I wish I knew how it would feel to be free
I wish I could break all the chains holding me
I wish I could say all the things that I should say
Say 'em loud, say 'em clear
For the whole wide world to hear
I wish I could share all the love that's in my heart
Remove all the bars that keep us apart
And I wish you could know how it feels to be me
Then you'd see and agree
That every man should be free"
Merupakan bagian dari lirik lagu Free yang dirilis oleh Lighthouse Family pada tahun 2001 dan merupakan salah satu lagu kesukaan dan menjadi inspirasi saya.
Setiap manusia menginginkan kebebasan, tapi pada kenyataan untuk memperolehnya sangatlah sulit. Hal ini mungkin dikarenakan manusia telah terikat dalam sebuah keadaan seperti pekerjaan atau kewajiban untuk memenuhi suatu kebutuhan. Pada akhirnya manusia hanya bisa bermimpi dan tidak melakukan apa-apa.
Saat ini saya masih belajar bagaimana memperoleh kebebasan tersebut. Semua hal memerlukan proses dan saya belum mencapai titik hasil tersebut. Tapi inilah kata mereka yang percaya sudah mendapatkan kebebasan tersebut:
Hal yang sulit menurut saya, walaupun banyak orang mengatakan itu suatu yang mudah. Tapi bukti nyata banyak hal terjadi tanpa disadari:
Kebebasan adalah impian setiap orang. Kebebasan didapat bukan dari orang lain melainkan dari diri sendiri. Kenali, perbaiki dan jadi yang terbaik untuk diri sendiri maka anda akan bebas utnuk berkreasi dan orang lain akan mendukung anda.
bukan berarti manusia super
bukan juga liar tidak terkendali.
Lepas dari belenggu
kebodohan, kesengsaraan,
dan bayang-bayang diri sendiri
yang tiada kepastian,
ketakutan dalam kegelapan.
Membimbing sesama manusia
lebih komunikatif dan peduli
jadilah pemimpin dan teladan.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi photo:
http://www.prelovac.com/vladimir/wp-content/uploads/2008/02/pic_financial_freedom_girl.jpg
Jumat, 13 Februari 2009
Cinta Untuk Senyum Anak-anak di Dunia
Sulit menjelaskan dari mana judul ini muncul dan bagaimana cara menyampaikan keinginan yang sederhana ini kedalam sebuah tulisan. Hal yang disebabkan karena banyak yang saya lihat dengan mata, dengar dengan telinga, rasa dengan hati, dan berpikir dengan logika.
Dunia berarti segala sesuatu yang berada di atasnya (bumi). Hanya anak-anak, ditangan merekalah kehidupan dunia di masa depan akan dibawa ke arah yang lebih baik atau buruk. Senyum merupakan suatu identitas yang bermakna kesenangan, kebahagian dan keberhasilan yang mana memiliki kekuatan untuk memberikan perasaan damai kepada orang yang memberi ataupun yang menerima. Untuk memiliki makna suatu harapan yang menjanjikan. Sedangkan, cinta adalah tempat dimana perasaan kasih itu berada dan menjadi istimewa yang mana dapat diberikan kepada pasangan, orang tua, dan orang banyak (universal). Cinta untuk senyum anak di dunia berarti sebuah perasaan kasih yang diberikan untuk sebuah senyum penuh mimpi dan kedamaian pada diri anak-anak yang diharapkan masa depan yang cerah dan damai untuk bumi tercinta.
Diawali dengan melihat apa yang saya temui di tempat-tempat umum. Mereka (anak-anak kecil) lebih suka menyanyikan lagu tentang cinta (orang dewasa) daripada lagu anak-anak. Padahal lagu adalah salah satu media untuk mendidik dan mengajar yang efektif. Mendengar sekeliling tapi tiada yang bersuara. Mereka tiada peduli pada lingkungan, fokus pada ...-nya, ...-nya, ...-nya. Inilah yang terjadi, keadaan terus berubah dan tanpa disadari hari ini akan menjadi sejarah ketika tengah malam berlalu.
Perasaan ini gundah, melihat apa yang sedang terjadi. "Dingin" rasa tak peduli akan segala sesuatu yang terjadi. Tapi ada sebuah rasa cinta yang mana membuat saya terus berharap dan berpikir tentang apa yang dapat saya lakukan untuk dunia ini. Dimulai dari sebuah senyum untuk diri saya dan orang lain. Tapi ini tiadalah cukup karena mereka (media informasi) memiliki kekuatan untuk mempertahan apa yang menurut mereka berharga (keuntungan).
Berpikir secara logika, tiadalah mungkin. Ketika keputus asaan menghampiri, saya mendengar lagu anak-anak seperti karya ibu Sud atau A.T Mahmud. Lagu yang telah lama hilang ternyata masih ada yang mengumandangkan. Seberkas cahaya telah tampak tapi apakah dapat bertahan. Pengaruh zaman kadangkala membuat lagu yang indah terlihat tiada bermakna. Apakah dunia ini tidak ada lagi manusia seperti ibu Sud atau A.T Mahmud yang begitu peduli kepada anak-anak baik untuk masa kini atau masa depannya.
Apakah perlu diadakan sebuah kompetisi mengarang (bukan menyanyi) lagu anak-anak? Yang mana dikemudian hari dapat diperlombakan di seluruh dunia seperti World idol? Itulah keinginan sederhana yang ingin kusampaikan.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi photo:
Selasa, 10 Februari 2009
Kaki Indah dan Seksi
Memiliki tubuh yang indah dan seksi mungkin adalah impian semua orang khususnya wanita. Tak dapat dipungkiri, keindahan dan keseksian secara fisik seringkali menjadi faktor kesuksesan seperti mendapatkan suatu pekerjaan atau mendapatkan pasangan. Apalagi dalam kehidupan sosial yang mana kesan pertama sangat diperlukan (walaupun tidak sepenuhnya berdasarkan fisik). Hal ini yang menyebabkan timbulnya rasa iri dari orang yang pas-pasan fisiknya.
Saat ini saya membicarakan tentang kaki yang indah dan seksi. Bukan berarti saya ingin menggali tentang keindahan dan keseksian tubuh tapi bagaimana menerka karakter seseorang dari cara berdiri (untuk pria) dan duduk (untuk wanita) mereka yang mana dilihat dari kakinya. Dengan kata lain saya mencoba menjabarkan sedikit dari ilmu physiognomy.
Dimulai dari pria yang mana cara penilaian karakter dilihat pada saat berdiri. Tentu pria yang paling ideal adalah pria yang berdiri tegak, lurus dari kepala hingga kaki dan seimbang (posisi kaki bertumpu pada kedua kaki). Tapi pada kenyataan yang ideal sangatlah sulit untuk ditemukan. Posisi yang umum terjadi:
Untuk wanita yang mana dilihat dari cara duduknya:
Cinta tidak sepenuhnya melihat dari segi fisik tapi karakter yang dimiliki orang tersebut. Begitu juga dalam kehidupan sosial ataupun pekerjaan. Maksud lain keindahan dan keseksian fisik tiadalah lebih berarti jika manusia tersebut tidak memiliki karakter.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi foto:
http://aduhaibohai.files.wordpress.com/2008/07/r33.jpg
http://olivecaem.files.wordpress.com/2007/10/kaki-cantik-neh.jpg
Minggu, 08 Februari 2009
Layar Terkembang
Layar adalah sebuah kain lebar yang mana digunakan sebagai tempat untuk mempertunjukan sebuah gambar. Kembang berarti bunga yang mana dapat diidentikan dengan wanita. Layar terkembang apakah berarti cerita gambaran wanita harus bersikap? Inilah sebuah puncak karya sastra Sultan Takdir Alisyahbana yang terbit pada tahun 1936.
Berikut adalah ringkasan cerita yang saya persingkat:
Diawali dengan pertemuan tiga tokoh utama yaitu Yusuf, Maria, dan Tuti (kakak Maria). Yusuf seseorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir. Maria seorang mahasiswi periang, senang akan pakaian bagus, dan memandang kehidupan dengan penuh kebahagian. Tuti adalah guru dan juga seorang gadis pemikir yang berbicara seperlunya saja, aktif dalam perkumpulan dan memperjuangkan kemajuan wanita. Kemajuan wanita disini berarti jangan menggantungkan hidup pada lelaki dan hanya sebagai alat.
Dengan seiring perjalanan waktu, keakraban dan benih cintapun muncul antara Yusuf dan Maria. Bahkan, Yusuf rela mempersingkat liburan bersama keluarga demi bertemu dengan Maria yang sedang berlibur ke Bandung. Di tempat yang sama, Yusuf menyatakan perasaannya untuk pertama kalinya kepada Maria. Maria gembira sekali dan mengabarkan kejadian ini kepada Tuti. Melihat pekerti Maria yang mabuk cinta membuat Tuti tidak setuju akan hubungan tersebut karena hal tersebut mengakibatkan laki-laki akan memandang rendah kaum wanita karena terlalu memperlihatkan ketergantungannya.
Menyaksikan hubungan mesra kedua insan tersebut, perasaan aneh timbul dalam hati Tuti yaitu perasaan kesepian. Hal ini dikarenakan pada dasarnya jiwa wanita juga mendambakan cinta dan kasih sayang seorang lelaki. Pendirian Tuti-pun mulai goyah setelah Maria mengatakan: "cintamu cinta perdagangan yang mempertimbangkan sampai kepada semiligram". Ucapan yang mengingatkan Tuti dengan Hambali yang dianggap tidak mengerti akan perjuangan dan akan menghalangi langkahnya.
Cerita berlanjut dengan kunjungan Tuti, Maria dan ayahnya kepada paman dan bibinya untuk merayakan kelulusan Maria. Kemudian ada sebuah sandiwara Sandyakala ning Majapahit yang dipertunjukan oleh kelompok Pemuda Baru, Yusuf dan Maria mengambil bagian didalamnya. Tuti yang menyaksikan sandiwara terkesan akan pertunjukannya, akan tetapi tidak menyukai isi sandiwara. Hal ini dikarena falsafah yang didalamnya dianggap dapat melemahkan semangat perjuangan. "Kalau segala dianggap maya, habis segala arti hidup di dunia ini," demikian kata Tuti.
Kisah terus berlangsung dan tanpa disadari, hubungan Yusuf dan Maria mempengarui sikap Tuti seperti sering memikirkan diri sendiri dan melamun. Hal lain yang muncul adalah perasaan iri akan kebahagianan mereka. Suatu saat ada lelaki yang hendak melamar Tuti, akan tetapi ia menolaknya karena menurutnya lelaki tersebut tidak sepadan dan ia juga tidak mencintainya. Sesuai dengan sifatnya juga, Tuti tidak ingin menjadikan perkawinan sebagai tempat pelarian dari rasa kesepian atau rasa ketakutan karena dikejar usia.
Maria jatuh sakit dan harus opname di rumah sakit. Ayah Maria, Tuti dan Yusuf bergantian menjenguknya yang mana Yusuf dan Tuti tiap hari pergi bersama menjenguknya. Dalam hati Yusuf dan Tuti tanpa disadari timbul rasa saling pengertian masing-masing. Tuti menganggap Yusuf sebagai laki-laki yang sepadan, memiliki perasaan yang lapang dan pemikiran yang menghargai keindahan dan kebenaran. Yusuf memandang Tuti sebagai manusia yang memiliki jiwa perjuangan yang ceria dan tulus, tetapi terdapat bagian yang kosong dan sunyi. Di sela kejadian, Maria dikunjungi oleh pasangan suami istri yang mana membuat Tuti terkagum-kagum atas usaha dan keteguhan pendirian mereka untuk berdikari sebagai petani padahal mereka adalah orang terpelajar.
Penyakit Maria tak dapat lagi ditolong. Sehingga pada kunjungan terakhir Tuti dan Yusuf sebelum kembali ke Jakarta, Maria berpesan yang mana membuat Tuti dan Yusuf terkejut "alangkah berbahagianya saya rasanya di akhirat nanti kalau saya tahu bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-rasihan seperti kelihatan kepada saya beberapa hari ini ..."
Akhir cerita Yusuf dan Tuti berziarah ke kubur Maria menjelang pernikahannya yang mana perasan haru berkecambuk dalam hati mereka.
Analisa dari kisah Layar terkembang:
Jika ada kesalahan dari alur cerita mohon dimaafkan dan pandangan saya tidakalah selalu benar.
Segala masalah atau krisis akan terselesai bila kita yakin dan bersama (laki-laki atau perempuan, tua atau muda) memberikan yang terbaik. Keberhasilan dimulai dari mimpi, bukan pelarian tapi usaha untuk menggapainya.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi: Badudu Yus, "Buku dan Pengarang", Khazanah Bahari, Bandung, 2008
Referensi photo: http://lh3.ggpht.com/inibuku/SDOs4PcH_YI/AAAAAAAABB0/TLi5bvUgvqc/s144/fh%20Lyr_Trkmbg%202.jpg
Kamis, 05 Februari 2009
Catatan Kampung Pecah Kulit
"Sebagai kenang-kenangan yang menjijikan akan penghianat Pieter Erberveld yang dihukum. Tak seorangpun sekarang atau untuk selamanya akan diizinkan membangun, menukang, memasang batu bata atau menanam di tempat ini. Batavia, 14 April 1722"
Ini adalah arti dari sebuah monumen yang ditulis dalam bahasa Belanda dan Jawa kuno yang saya baca di Stadhuis Batavia. Awalnya saya tak menyadari keberadaan monumen ini, sampai suatu saat saya terhalusinasi ke dalam sebuah cerita.
Saya berdiri di sebuah monumen dengan tulisan yang sama akan tetapi terdapat sebuah tengkorak batu yang ditusuk tombak pada bagian atas monumen. Apa maksudnya? Hal yang pasti dari sini, saya melihat suatu pemandangan yang kejam dan sadis.
Tertanggal 22 April 1722, 19 orang (3 diantaranya adalah wanita) dibunuh secara menjijikan. Punggung diikat pada sebuah salib, daging kaki dan dada dicungkil keluar. Tubuh dibelah dari bawah keatas, jantung dikeluarkan dan kemudian badan ditarik oleh 4 kuda ke berbagai penjuru. Prakkkkk, badan terbelah menjadi 4 bagian. Ini bukan suatu pandangan yang layak ditonton karena akan menjadi sebuah trauma, mimpi buruk selama manusia itu bisa bernafas. O yah kesadisan belum selesai, dikatakan kepala mereka akan ditancapkan di luar kota untuk santapan burung.
Dalam pembantaian itu tampak ada seseorang yang paling ditunggu kematiannya yaitu Pieter Erberveld. Dikatakan inilah penghianat, Pieter Erberverd, yang merencanakan membunuh semua penduduk Belanda di Batavia pada malam Tahun Baru 1722. Saya tak percaya, seseorang berwajah Indo-Eropa akan membunuh seluruh warga Belanda.
Saya mencoba mencari tahu dengan bertanya pada orang-orang sekitar, siapa sosok pemuda yang dikenal dengan Pieter tersebut. Ternyata ia adalah putra dari Peter Erverveld seorang Jerman kaya dan seorang wanita Muang Thai. Dalam kesehariannya, dikenal sebagai orang yang berpendidikan, memiliki hubungan dengan putra-putra Suropati, dan suka membagikan piringan tembaga kepada pengagumnya.
Pada saat bersamaan saya mendengar bahwa isu kematian pemuda tersebut adalah akibat sebuah fitnah oleh budak yang pernah bekerja dan tidak suka padanya. Fitnah bahwa Pieter berkeinginan untuk menjadi Tuan Gusti, kepala Kota Batavia, dan sahabatnya Pangeran Kartadria hendak menjabat patih daerah luar kota. Sehingga, mereka merencanakan pembunuhan tersebut. Akibatnya 3 hari sebelum rencana pembunuhan berlansung, mereka ditangkap yang kemudian dilakukan pemeriksaan oleh Landdrost (semacam jaksa). Landdrost menggunakan jalan penyiksaan untuk sebuah pengakuan yaitu dengan menggantungi timbangan yang pemberatnya terus ditambah, dan rambutnya dipotong. Hasil pengakuan yang patut dipertanyaan karena dikabarkan sangat kabur dan tidak cocok satu dengan yang lain.
Apakah fitnah dan kabar tersebut benar atau karena keinginan beberapa pejabat tinggi VOC untuk menyingkirkan orang biasa dari tanahnya demi keuntungan mereka sendiri. Kebenaran pernyataan ini hanya diketahui oleh Gubernur-Jenderal Zwaardecroon yang mana kuburannya sekarang terletak di gereja Portugis.
Tunggu dulu, kenapa telah ada monumen sebelum kejadian tersebut berlansung. Tak percaya lihat tanggal di monumen 14 April 1722, sedangkan kejadian pada 22 April 1722. Hal yang aneh, bagaimana monumen berdiri sebelum kejadian terjadi. Apakah ini berarti telah ada hukuman pengadilan sebelum perkara selesai?
Hal pasti dan hingga saat ini masih banyak terjadi di negara republik yang merdeka dan demokrasi yaitu demi politik, kekuasaan dan keuntungan masih melakukan dengan berbagai cara untuk menjatuhkan lawannya yang mana tidak kalah sadis dan kejam yaitu mengejek, menghina, melecehkan, memfitnah, menghianati, dll. Tentu masih ada yang terjadi dalam bentuk anarkis, dan pembunuhan. Apa kata sejarah dan anak cucu nanti.
Saya sadar dari cerita suram tersebut dan lalu bertanya dari manakah monumen ini berasal? Dikatakan bahwa monumen ini berasal dari kampung Pecah Kulit yang saat ini telah menjadi showroom mobil Toyota di jalan Jayakarta.
Sebagai informasi pemberian nama kampung pecah kulit ini ada dua versi yaitu karena kejadian sadis dan kejam tersebut atau karena pekerjaan ayah Pieter sebagai penyamak kulit.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi:
A. Hauken SJ, "Tempat-tempat bersejarah di Jakarta", Cipta Loka Caraka, Jakarta, 1997.
"Intisari: Batavia Kisah Jakarta Tempo Doeloe", Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1988.
Photo by Eileen
Minggu, 01 Februari 2009
Langit Menangis
Di suatu hari yang dingin, saya duduk di samping jendela dan melihat keluar ternyata langit sedang menangis. Tanpa disadari melihat langit menangis, saya berkhayal melihat seorang anak laki-laki yang nakal berlari ke ibunya dan berkata, "Bu, mengapa langit menangis?" Ibu menjawab, "Langit menangis karena sedih melihat kamu berbuat nakal."
Mungkin ini adalah hal yang biasa terjadi, tapi jika dihitung berapa banyak jawaban tidak benar yang telah diberikan kepada anak kecil yang polos. Tak percaya, saya berikan contoh lain: Mengapa langit berwarna biru? Karena malaikat sedang senang melihat anak-anak bergembira dan rajin sehingga mencatnya dengan warna biru. Ketika hari menjelang sore, anak bertanya lagi. Mengapa langit mulai tampak kemerahan? Karena malaikat marah melihat anak-anak nakal dan bajunya kotor yang berarti harus segera pulang karena ayah dan ibu sedang menunggu di rumah. Hal ini masih ada unsur mendidik, yang ekstrim adalah: Mengapa langit berwarna biru? Karena malaikat sedang suka akan warna biru sehingga mencatnya dengan warna tersebut. Sedangkan, jawaban ketika langit kemerahan: karena cat birunya telah habis. Jangan tertawa tapi ini yang terjadi.
Bagi yang tidak tahu jawaban akan hujan, berikut sedikit penjelasannya:
Hujan adalah ribuan tetes air yang turun dari awan di langit karena adanya sebuah proses. Dimulai dari air yang menguap dan berkumpul di atmosfer yang mana diimajinasikan sebagai tempat penampungan karena dapat menahan sejumlah uap air. Penampungan tentu ada batasnya sehingga pada saat mencapai titik jenuh akibat udara yang dingin, uap air akan mengalami perubahan bentuk dari gas menjadi titik-titik air yang mana pada saat bersamaan dikelilingi oleh partikel padat yang sangat kecil atau partikel yang bermuatan listrik sehingga membentuk titik air dan es yang mana dikatakan sebagai awan. titik air dan es yang ringan dapat melayang di udara, tapi yang berat akan jatuh ke bumi. Titik-titik yang jatuh ada yang menguap dan ada pula yang berbenturan antara satu dengan yang lain sehingga menjadi lebih besar dan lebih berat sehingga jatuh lebih cepat dan membentuk tetesan air yang sempurna yang dikenal dengan hujan.
Kembali ke khayalan saya. Saya melihat banyak orang dengan wajah sedih ketika langit menangis, karena bagi mereka berarti bersiap untuk banjir. Dalam hati berkata jangan salahkan alam tapi salahkan diri manusia yang telah menebang dan merusak hutan tersebut karena perusakan yang mereka lakukan mengakibatkan menurunnya daya serap tanah dan kemampuan untuk menampung dan menahan air. Jangan salahkan mereka sepenuhnya, karena kalian juga salah yaitu hanya bisa berteriak dan menunggu tanpa melakukan apapun juga, bahkan ikut merusak alam dengan membuang sampah sembarangan.
Di sisi lain, ternyata ada juga yang berwajah senang ketika melihat hujan. Mungkin dikarenakan udara yang dingin, dan merdunya rintikan suara hujan yang menyebabkan hati terasa damai dan merupakan waktu yang cocok untuk merenung dan mencari inspirasi atau karena setelah hujan akan muncul sebuah pelangi yang indah.
Puisi untuk langit yang sedang menangis:
melihat bumi dipenuhi manusia bodoh
menjawab tanpa berpikir
merusak tanpa memperbaiki
berharap dan berdoa
pelangi tersenyum
membawa harapan
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi photo: http://sofianblue.files.wordpress.com/2008/03/hujan-by-arif-nug.gif
Artikel Favorit dalam 1 minggu
-
Telah lama saya menghilang. Dan inilah momen yang terbaik saya untuk kembali ke dunia blog ini. Sebagai hadiah untuk ajang kembalinya diri s...
-
“ Tunjangan peneliti naik ” di harapkan memacu kreativatis dan inovasi para peneliti, sehinga bangsa ini semakin pencaya diri untuk mandir...
-
Menurut dokumentasi yang kuperoleh harta si Bonbon bukanlah permen. Meskipun namanya identik dengan sebuah produk permen, tapi dalam hal ini...
-
Tjai May On (78 th) ilmuwan pelopor Indonesia (ver Gatra 2009 ). Bapak Fisika Indonesia (ver Sukra 2009 ), Penerima penghargaan Achmad B...
-
Dari mana asal manusia? Jawaban yang pasti adalah dari rahim ibu. Hihihi. Dari mana asal manusia purba? Kusendiri tak yakin, kata orang manu...
-
Bukan sulap, bukan sihir. Ini adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya terutaman di Indonesia. Aneh tapi nyata, man...
-
Jujur saja aku pernah merasa iri dengan orang berwajah tampan. Bagaimana tidak coba dengan wajah tampan pasti untuk cewek cantik akan lebih...
-
Hari Raya Maulud Nabi Muhammad SAW (12 Maulud) hampir tiba. Di salah satu kota di Indonesia (Yogyakarta) ada sebuah tradisi yang menarik dan...