"Sebagai kenang-kenangan yang menjijikan akan penghianat Pieter Erberveld yang dihukum. Tak seorangpun sekarang atau untuk selamanya akan diizinkan membangun, menukang, memasang batu bata atau menanam di tempat ini. Batavia, 14 April 1722"
Ini adalah arti dari sebuah monumen yang ditulis dalam bahasa Belanda dan Jawa kuno yang saya baca di Stadhuis Batavia. Awalnya saya tak menyadari keberadaan monumen ini, sampai suatu saat saya terhalusinasi ke dalam sebuah cerita.
Saya berdiri di sebuah monumen dengan tulisan yang sama akan tetapi terdapat sebuah tengkorak batu yang ditusuk tombak pada bagian atas monumen. Apa maksudnya? Hal yang pasti dari sini, saya melihat suatu pemandangan yang kejam dan sadis.
Tertanggal 22 April 1722, 19 orang (3 diantaranya adalah wanita) dibunuh secara menjijikan. Punggung diikat pada sebuah salib, daging kaki dan dada dicungkil keluar. Tubuh dibelah dari bawah keatas, jantung dikeluarkan dan kemudian badan ditarik oleh 4 kuda ke berbagai penjuru. Prakkkkk, badan terbelah menjadi 4 bagian. Ini bukan suatu pandangan yang layak ditonton karena akan menjadi sebuah trauma, mimpi buruk selama manusia itu bisa bernafas. O yah kesadisan belum selesai, dikatakan kepala mereka akan ditancapkan di luar kota untuk santapan burung.
Dalam pembantaian itu tampak ada seseorang yang paling ditunggu kematiannya yaitu Pieter Erberveld. Dikatakan inilah penghianat, Pieter Erberverd, yang merencanakan membunuh semua penduduk Belanda di Batavia pada malam Tahun Baru 1722. Saya tak percaya, seseorang berwajah Indo-Eropa akan membunuh seluruh warga Belanda.
Saya mencoba mencari tahu dengan bertanya pada orang-orang sekitar, siapa sosok pemuda yang dikenal dengan Pieter tersebut. Ternyata ia adalah putra dari Peter Erverveld seorang Jerman kaya dan seorang wanita Muang Thai. Dalam kesehariannya, dikenal sebagai orang yang berpendidikan, memiliki hubungan dengan putra-putra Suropati, dan suka membagikan piringan tembaga kepada pengagumnya.
Pada saat bersamaan saya mendengar bahwa isu kematian pemuda tersebut adalah akibat sebuah fitnah oleh budak yang pernah bekerja dan tidak suka padanya. Fitnah bahwa Pieter berkeinginan untuk menjadi Tuan Gusti, kepala Kota Batavia, dan sahabatnya Pangeran Kartadria hendak menjabat patih daerah luar kota. Sehingga, mereka merencanakan pembunuhan tersebut. Akibatnya 3 hari sebelum rencana pembunuhan berlansung, mereka ditangkap yang kemudian dilakukan pemeriksaan oleh Landdrost (semacam jaksa). Landdrost menggunakan jalan penyiksaan untuk sebuah pengakuan yaitu dengan menggantungi timbangan yang pemberatnya terus ditambah, dan rambutnya dipotong. Hasil pengakuan yang patut dipertanyaan karena dikabarkan sangat kabur dan tidak cocok satu dengan yang lain.
Apakah fitnah dan kabar tersebut benar atau karena keinginan beberapa pejabat tinggi VOC untuk menyingkirkan orang biasa dari tanahnya demi keuntungan mereka sendiri. Kebenaran pernyataan ini hanya diketahui oleh Gubernur-Jenderal Zwaardecroon yang mana kuburannya sekarang terletak di gereja Portugis.
Tunggu dulu, kenapa telah ada monumen sebelum kejadian tersebut berlansung. Tak percaya lihat tanggal di monumen 14 April 1722, sedangkan kejadian pada 22 April 1722. Hal yang aneh, bagaimana monumen berdiri sebelum kejadian terjadi. Apakah ini berarti telah ada hukuman pengadilan sebelum perkara selesai?
Hal pasti dan hingga saat ini masih banyak terjadi di negara republik yang merdeka dan demokrasi yaitu demi politik, kekuasaan dan keuntungan masih melakukan dengan berbagai cara untuk menjatuhkan lawannya yang mana tidak kalah sadis dan kejam yaitu mengejek, menghina, melecehkan, memfitnah, menghianati, dll. Tentu masih ada yang terjadi dalam bentuk anarkis, dan pembunuhan. Apa kata sejarah dan anak cucu nanti.
Saya sadar dari cerita suram tersebut dan lalu bertanya dari manakah monumen ini berasal? Dikatakan bahwa monumen ini berasal dari kampung Pecah Kulit yang saat ini telah menjadi showroom mobil Toyota di jalan Jayakarta.
Sebagai informasi pemberian nama kampung pecah kulit ini ada dua versi yaitu karena kejadian sadis dan kejam tersebut atau karena pekerjaan ayah Pieter sebagai penyamak kulit.
Enjoy, peace and love from Sukra.
Referensi:
A. Hauken SJ, "Tempat-tempat bersejarah di Jakarta", Cipta Loka Caraka, Jakarta, 1997.
"Intisari: Batavia Kisah Jakarta Tempo Doeloe", Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1988.
Photo by Eileen
Doa yang Indah
7 bulan yang lalu
56 comments:
wah, kalau jaman dulu tuh kayak gitu sadisnya ya....cara mengadili orang.
Entahlah jaman sekarang...?
wew... fitnah lebih kejam drpd tdk memfitnah
buset sadis bener....
Untung guruku di sekolah gak kayak gitu ;P
bolehkah aku mengenalmu.....
bolehkah aku mengetahui link kamu ...
tukeren link gitu,....
so aq suka ma postingan kamu
postingan baru niey..
sory tp aku blm punya pendapat yg bagus nich, soalnya masih membaca dgn seksama dulu
heheh untung Zaman uda berubah^^
nice artikel..
menyeramkan sekali....
good artikel ner...^^
uhhh!!!!
lagi2 sejarah *jadi pengen balik kuliah di sejarah neeeeeeeeee*
dari aceh - batavia mahal ga yah??
btw, komenya else lucu *ngakak mode on*
rupanya penulisan sejarah sejak dulu ternyata sudah ada pembelokan juga
dan sejarah mengenai batavia ini memang ada beberapa versi yang juga pernah saya dengar dan baca
cerita yang penuh inspirasi walaupun aga merinding he....
weeekkzzz.. males banget deh kalo sama yang sadis2.. ditunggu kunjungannya mas, hehe..
Mantap sob postingannya...salute for u...rajin ngeposting...asyik lagi postingannya....
jaman sekarang beda
Sejarah, setragis apapun itu tetep harus kita kenang...karena kita tidak akan pernah ada kalo tidak ada sejarah...
Nice artikel
Sejarah,,, ternyata banyak kekejaman..
tp lebih kejam jaman sekarang bagi saya,, hehe..
keep share mas..
di tunggu lagi artikel selanjutnya..
serem amat ngadilin orangnya >.<
hiiy,,
wew..
kejamnya
*syock*
berarti kuat banget ingatan orang2, saat dirimu bertanya mereka masih ingat siapa tu ornag
nyah, sibuk bikin ini??
awas kau ya :P
ya ya...""""
wuih... sadisnya siksaan jaman dulu ya...
untung ya, gue idup di zaman sekarang...
(untung-untung....)
Ternyata sejarah Batavia itu ada beberapa versi ya.
Kadangkala kenyataan sejarah dibelokkan dengan maksud mendukung penguasa saat itu.
iih ngeri kali lah storynya..
iih batak kali aku ngomongnya hahah...
buset dah sadis amat tuh.
wahh serem banget hukumannya....hiiiyy ngeri ngebayanginnya...
kejaaaaaaaaaaaaam.........
waaah ada tulisan "u comment i follow"
aku mau comment akh siapa tau ada uang follow, huehehehehe
duwh paling sebel aku ama kekejaman :( selama masih bisa damai,ngapain sih pake fitnah dan kekerasan :(
sip mas postingnya :)
dulu bersejarah,
kinipun bersejarah,
besokpun bersejarah,
bukan pada macam peristiwanya yang terngiang,
tapi pada macam proses kejadiannya yang selalu berulang...
ttd,
Duniamaya98
wah sadis bangat cara membunuhnya yah.........
aq mau muntah loh kalau ngebanyangnya.....
Serem bgt zen,,,sadis bgt...
jangan sampe deh jaman sekarang ada...:(
nggak nyangka ya seperti itu...sadis amat
waah klo sekarang kayaknya bukan sadis tapi engga adil...?
takutnya!
gile nama kampungnya serem banget, cerita penyiksaannya juga lebih serem lagi
cuma satu kata...SADIS!! >_<
udan sadis bener tu orng ga punya hati nurani ga sih
Di dalam dunia, selalu ada saja, kemunafikan manusia..
jaman udah berubah.
manusia juga udah berubah
bumi ketiban susahnya
finally, dimuat juga artikelnya :D
ikutan iklan ah, nih ada artikel "Pieter Erberveld" di Blog aku :D
http://laisya.blogspot.com/2008/08/kampung-pecah-kulit.html
sejarah.. adalah sejarah... tapi mungkin sering kali terulang di masa yang berbeda... di jaman kinipun banyak aksi main hakim sendiri... padahal hukum dalam perundangan sudah tertata walau masih belum sempurna... dan orang lebih suka melakukan apa yang dianggapnya benar walau melanggar hukum dan ternyata salah..
Keren,,,
kalo jaman dulu ja dah kayak gitu,, gimana dengan jaman sekarang?
Kayak lagunya afgan nih... sadis hehe
ngeri ya.. pembvantaian dg cara yg barbar banget..
masalah praduga tak bersalah emang nggak pernah ada di negri ini.. sebelum vonis jatuh, seorang tersangka dan keluarganya sudah jadi bulan2an pers dan masyarakat sekitar.. kecualiiiii... kalau ada duit gede utk suap sana sini..
keren banget...
wach ternyata se[erti itu ya..
lagi2 sejarah *jadi pengen balik kuliah di sejarah neeeeeeeeee
cerita yang penuh inspirasi
wuih... sadisnya siksaan jaman dulu ya...
sadis banggeeett tuuuh
untung skrng hmpir thn 2012 hehehe
serem.. keep sharing ya gaan haha
Mantap banget gan artikelnya. . Update terus ya Informasi terbarunya
salam sehat & terimakasih
artikelnya nice banget gan. TOP deh
terimakasih
Artikel yang mantap & menarik gan. .
thank's ya, salam sehat
Informasi dan cerita yang disajikan menarik & bermanfaat banget gan. .
thank's
Artikel yang sangat bagus gan..
terimakasih telah berbagi dengan kami, sukses terus
Wow, I can't wait to see the place.
Posting Komentar