Secuplik informasi yang saya dengar ketika berada di sebuah sudut kota yang penuh dengan kemajemukan. Informasi penting, tapi bagi mereka ini hanyalah bahan tertawaan.
Aneh dan memang aneh, bukan hanya di negara ini tapi seluruh dunia sudah aneh. Bila seluruh kisah keanehan ini digabungkan dan kemudian dijadikan buku, judulnya adalah "Era Baru Perang Negara".
Cerita pengulangan sejarah Qu Yuan (SM340 - SM378), zaman dinasti Zhou (SM1046 - SM221), era Dong Zhou (SM770 - SM221), periode Zhan Guo (perang negara) (SM475 - SM221). Yang berbeda pada zaman tersebut dengan zaman ini yaitu tokoh bangsawan negara Chu yang juga seorang politikus dan sastrawan dihukum di pengasingan oleh raja. Bodohnya orang tersebut malah mati menceburkan diri ke sungai karena sedih mendengar berita tentara Qin menaklukan kota negara Chu. Tapi berbahagialah karena kejadian ini selalu diperingati dengan festival perahu naga Duan Wu (Pe Cun).
Mau tahu persamaannya? Semuanya bercerita tentang "negara kekuasaan otonomi" yang pada zaman itu menggunakan istilah "7 negara kekuasaan otonomi" yang terdiri dari negara Wei, Zhao, Han, Chu, Qin, Qi, dan Yan. Pada dasarnya negara-negara tersebut melakukan "perombakan dan reformasi politik" dengan sutradara Li Kui, Lu Zhong Lian, Shen Bu Hai, Wu Qi, Zou Ji, dan Shang Yang.
Hei, anak muda (saya maksudnya). Kamu tahu strategi apa yang sedang mereka lakukan, para penebar janji? Saya terkejut, terdiam dan sadar bahwa betapa tidak mampu dan tidak mengerti akan dunia perang tersebut.
Tak apa, dirimu masih muda. Inilah yang mereka lakukan untuk perombakan dan reformasi, sebut saja Tata Negara, yaitu strategi melobi (politik) untuk kepentingan, strategi militer (pertahanan) untuk kemenangan dan strategi hukum (legalitis) untuk kekuasaan yang mana itu semua adalah ajaran Zhong Heng. Metode untuk strategi politik yaitu koalisi horisontal yang aktornya Zhang Yi, koalisi vertikal dengan aktor Su Qin, dan koalisi jauh dekat dengan Fan Sui. Apakah strategis dan metode para politikus saat ini akurat? Siapa suruh mereka tidak mau mencari gue, dalam candaannya.
Keampuhan strategi tersebut dapat dilihat pada zaman dinasti Zhou yang mana pada saat itu terjadi kekacauan dalam kenegaraan yang terjadi lebih kurang 800 tahun. Masalah, terselesaikan karena negara Qin menggunakan metode jauh dekatnya Fan Sui dengan para ahli strateginya seperti Lu Bu Wei, Han Fei Zi, Li Si dapat mengalahkan 6 negara dan mempersatukan negara dalam kesatuan yang merupakan adi negara pertama dalam sejarah China.
Mereka seharusnya sadar untuk belajar strategi ini. Pelajaran ini dapat diperoleh dari Gui Gu Zi (SM390- SM320) yang terdiri dari 12 bab, bab 13 dan 14 hilang, Sun Zi (±SM500) yang terdiri dari 13 Bab 108 pasal, Han Fei Zi (SM280 - SM233) yang terdiri 20 jilid 55 Bab dan Zhan Guo Ce (oleh Liu Xiang SM77 - SM6) yang terdiri dari 33 Bab. Atau baca kisah klasik yang ditulis oleh Feng Meng Lung (1576-1646) dalam 108 Bab yang berjudul "Dong Zhou Lie Guo Zhi" (Babad negara Dong Zhou)
Ada pepatah keren di pembukaan buku Zhan Guo Ce. Bicara dengan gaya sastrawan:
Debat seseorang lebih berat dari 9 bejana mustika"
Dia tertawa dengan lantang kemudian melanjutkan. Ada lagi yang paling aneh dan menjijikan yaitu pendidikan kepemimpinan. Coba bayangkan ilmu kepemimpinan yang terbagi dua yaitu ilmu Tata Negara yang mengajarkan strategis politik dan ilmu Tata Krama yang mengajarkan sopan santun. Dimanakah hal itu harus dipelajari?
Seseorang menjawab dengan ketidak yakinan, Tata Negara diajarkan di sekolah dan Tata Krama dididik di rumah.
Kenapa dirimu ragu, jawabanmu itu betul. Kita bukan lagi berada di zaman feodal yang mana ilmu Tata Negara adalah tabu, dan hanya diwariskan di dalam istana atau keraton. Sehingga menjadikan ilmu Tata Krama sebagai asumsi untuk mendapatkan gelar keakademisan untuk jenjang jabatan (yang pernah terjadi di China selama ±1300 tahun). Nah, apa jadinya jika Tata Negara dididik di rumah dan Tata Krama diajarkan di sekolah tercipta kepemimpian dinasti dan keteladanan yang munafik. Inilah fenomena yang terjadi di negara feodal kerajaan tersebut yaitu budaya kekuasaan hieraki, preman yang anarkis dan tradisi pertalian KKN.
adalah bahwa manusia tidak pernah berlajar dari sejarah"
(G.W.F. Hegel)
Maafkan jika ada kata yang tidak berkenan atau menyakitkan hati karena itulah secuplik informasi dan ingin menunjukan sebuah realita yang saya peroleh ketika berada di sebuah sudut kota yang penuh dengan kemajemukan. Saya berharap bahwa setiap insan manusia akan menjadi pemimpin yang tangguh dan menjadi teladan yang soleh.
Kita tetap hidup dalam kemiskinan dan kebodohan"
Enjoy, peace and love from Sukra.
Read More......