Senin, 30 Maret 2009

Pahala dan Tragedi Kehidupan (part 3)

Kutersadar dari lamunan karena bunyi sms. Saya menjawab tapi... Hei, dimanakah ini? Kiri kananku seperti tembok dan ditutupi oleh dedaunan. Apakah ini labirin? Ooohhh...tidak... Bagaimana saya keluar dari sini?

Setelah berputar-putar, terdengar suara seperti eyang Sukra tapi tiada sumber. Isi ucapannya:

Zener, kehidupan ini adalah takdirmu, suatu kepastian yang hampir tidak dapat dipilih. Tapi, Nasibmu akan ditentukan oleh energi yang ada pada dirimu (energi murni, intelegensi, perkasa) yang digunakan untuk beradaptasi dengan alam, sosial maupun manusia itu sendiri dalam pembelajaran, kearifan dan kesetaraan.

Saya yang tidak mengerti hanya bisa berjalan mengikuti kata hati. Dimana angin bertiup disana pasti ada jalan. Terserah, apakah itu pintu depan atau pintu belakang yang penting saya keluar dari labirin ini.
Melihat sebuah pemandangan, saya langsung berlari dan sesampainya, eyang Sukra telah menunggu di samping pintu keluar. Saya yang sedikit kesal bertanya: Apa maksud ini? Mengapa ini menjadi takdirku?

Ini adalah hasil dari sebuah sebab dan akibat. Dari energi pencerahan manusia dalam memerangi ketamakan, kebodohan, kejahatan dan keegoan yang kemudian dikumulatifkan yang mana akibatnya dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan seseorang dan keluarganya.

Contoh, anda mungkin sering mendengar hal-hal tentang sumpah, kutukan (ganjaran), pahala yang berkaitan dengan kata 7 turunan, dan tentang tahta, hukum kerajaan dengan 9 kerabat atau turunan. Ini bukan sebuah kiasan belaka tapi makna sebuah misteri dalam kehidupan nyata.

Bila mendapat imbas dari sebuah tragedi kutukan maka dimungkinkan bermula dari 7 turunan sebelum orang itu (undek-undek siwer gantung). Bila melakukan kebaikan maka pahala itu akan diberikan kepadanya hingga 4 keturunan sebelumnya (canggah) dan 3 keturunan setelahnya (cicit). Bila seseorang melakukan kesalahan atau pemberontakan dan hukumannya dijatuhkan kepada 9 marga kerabat keluarganya. Hal tersebut tercatat dalam lagenda dan sejarah kerajaan yang berarti 4 keturunan dari garis ayah, 3 keturunan dari garis ibu dan 2 keturunan dari garis istri. Angka 9 untuk kejayaan tahta kerajaan, apakah dalam sejarah nusantara diketemukan kerajaan yang kejayaannya berlangsung hingga 9 keturunan (generasi garis langsung)?

Eyang lalu berkata mungkin saat ini bukan takdirmu untuk membuka takbir kehidupan manusia yang mana terdiri dari 5 ajaran rahasia (Sri Cakra Samvara, Sri Vajra Varahi, Sri Kala Cakra, Sri Maha Ati, Sri Maha Mudra).

Bagaimana hubungan dengan agama tanya saya? Itu adalah kendaraan untuk mencapai pencerahan kehidupan manusia yang harmonis dan abadi, jawab eyang Sukra.

Ini lamunan atau khayalan karena mati gaya? Xixixi...

Jauhilah tindakan buruk, sumpah palsu, perzinahan, kemunafikan... yang mendorong sebuah gaya kutukan (ganjaran). Banyaklah berbuat kebaikan dan kebajikan agar mendapatkan pahala yang mana membawa berkah pada turunannya.

Hidup menuju garis nol
Belajar membangun titik pasti
Tamak menciptakan batin dalam tragedi
Arif merupakan berkah dan pahala
dalam kehidupan manusia

Enjoy, peace and love from Sukra.

Read More......

Kamis, 26 Maret 2009

Pertarungan Energi Vitalitas (part 2)

Apakah ini wangsit atau suatu petanda?

Dalam lamunan, sejauh mata memandang dunia penuh akan kedamaian dan keindahan. Tidak ada kerisauan hati, melainkan perasaan kebahagiaan bagai hidup di negeri khayangan. Itulah yang saya rasakan.

Eyang Sukra yang berdiri disampingku, tiba-tiba menepuk pundakku dan berkata "sudah siapkah kamu menghadapi pertarungan ini ?"

Pertarungan? Dalam kehidupan yang damai dan indah ini ada pertarungan? Jangan bercanda (sambil tertawa).

Tatapan serius membuat saya terdiam. Eyang Sukra berkata:

Ini adalah sebuah pertarungan energi vitalitas. Mungkin kamu tidak akan menyadarinya. Hal yang pasti kesalahan kecil akan membuatmu menderita, maka jangan sampai terbelenggu atau maut akan menantimu. Energi vitalitas terbagi dalam 5 unsur yaitu energi murni, intelegensi, perkasa, pencerahan dan sukma.

Energi murni akan berpengaruh terhadap faktor kesehatan. Energi ini akan dipengaruhi oleh keadaan alam semesta, cara makan dan minum, cara bekerjanya tubuh, produk lingkungan dan produk penyakit tubuh dan cara penanganan yang gagal. Faktor keadaan alam semesta yang dimaksud adalah energi yang dihasilkan oleh udara sesat (angin, dingin, lembab, kering, panas, pengap, dll), penyakit menular dan energi alam semesta yang negatif (setan, jin, dll).

Energi intelegensi yang mempengaruhi proses kewarasan. Energi ini dipengaruhi oleh proses kewarasan sosial budaya, alur berpikir yang gagal, alur bertindak yang terputus dan produk manusia dari sosial budaya. Proses kewarasan sosial budaya timbul dari energi emosi sesat (senang, marah, gelisah, sedih, takut, kuatir, dll), energi stress yang merambat dan energi sosial budaya yang negatif (tenung, teluh, santet, dll). Alur berpikir yang gagal adalah proses dari kesan dan perasaan yang diterima hingga ketekadan untuk bertindak. Sedangkan alur bertindak yang putus adalah makna ketekadan hingga pelaksanaan sebuah tindakan yang arif.

Energi perkasa adalah pembentukan jati diri manusia. Pencariaan jati diri terbagi atas pencarian seutuhnya dan akibat intervensi karakter dari dunia luar. Untuk pencarian jati diri yang seutuhnya terbagi atas jati dengan 3 benih unsur jiwa yang membangun pikiran yang arif; diri dengan 7 inti unsur spiritual yang mendorong semangat untuk melakukan tindakan yang arif.

Energi pencerahan adalah penuntun aktivitas kerarifan moral dalam kebatinan kasih kemanusiaan. Energi ini digunakan untuk mencegah proses terjadinya sebuah tragedi, kutukan dalam kehidupan berkeluarga manusia.

Energi sukma adalan penemuan kesadaran akan kesempurnaan dalam lingkaran reinkarnasi. Hal ini berarti putusnya pelaksanaan tindakan karma buruk dalam perputaran roda kehidupan manusia yang abadi.

Setelah memberikan penjelasan eyang memberikan sebuah kertas yang bertuliskan:

Mari dan kemari
berdansa dengan alam semesta
bernyanyi bersama sosial budaya
berirama kearifan jati diri
inilah aku Bajra Sajiwo

Kutersadar dari lamunan karena ada sms masuk: "Tar jadi khan jalannya? Qt ketemu...."

Jangan salahkan saya bila cerita ini menggantung. Tapi salahkan Handphone yang berbunyi di saat yang tidak tepat.

Catatan:

  • Untuk jenis-jenis energi ini saya tidak tahu. Tapi untuk energi murni dan energi intelegensi mungkin adalah suatu yang umum dikenal dalam dunia kedokteran dan dunia kejiwaan.
  • Dalam dunia pengobatan tradisional banyak menggunakan media 5 unsur (air, api, logam, tanah, kayu), bunga-bungaan, tumbuhan (seperti Zingiberaceae, Amaryllidaceae, Apiaceae, Lamiaceae, Piperaceae) untuk memperkuat energi vitalitas dan netralisasi energi sesat.
Believe or not?

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi photo: http://makefun.cn/wp-content/uploads/2008/04/black-hole-illusion-large.jpg

Read More......

Penyebab Penyakit Hati Risau (part 1)

Saya terpana akan kecantikannya, membuat pikiran melayang dalam sebuah lamunan. Kota yang indah, bunga yang harum, burung yang bernyanyi dengan merdunya, kuberjalan mengagumi kecantikannya walau hati risau.

Tiba-tiba, ada yang memanggil namaku,"Zener... Zener...".

Saya mencari dan mendekati sumber itu. Siapa kamu? Mengapa kamu tahu nama saya? dan ada apa anda memanggil saya?

Ia menjawab: panggil saya eyang Sukra. Saya memanggil karena melihat hati-risaumu. Oleh sebab itu saya ingin membantumu. Bukan obat melainkan rahasia dari penyebab penyakit hati risau yaitu tentang ilmu maha karma waktu.

Rahasia pertama: Kelahiran manusia adalah mulia dan pasti. Anugrah yang membawa faktor keturunan gen yang maha agung (manusia) sebagai unsur kehidupan, benih karma sebagai unsur bawa lahir (pria atau wanita, lahir di keluarga kaya atau miskin, dll) dan energi vitalitas sebagai proses kehidupan manusia.

Rahasia kedua: Kehidupan manusia terganggu karena suatu kondisi yaitu melemahnya energi vitalitas (sejahtera) yang bersifat murni, bersih, suci dan positif; menguatnya energi sesat (selingkuh) yang membelenggu dan bersifat noda, kotor, hitam dan negatif dalam keseimbangan kehidupan manusia yang dinamis, sehat dan waras.

Hati risau kian menjadi karena ditambah hal yang tidak kumengerti.

Ia mendekat dan kemudian memegang kepalaku dan berkata,"tenang dan jernihkan pikiranmu". Penyakit di tubuh manusia disebabkan oleh kelainan fungsional organ dan organ itu sendiri, baik secara fisik dan non-fisik. Pengobatannyapun terbagi atas akademis modern (secara kedokteran barat, kesehatan timur) dan keilmuan tradisional (secara natural, supernatural). Jadi manusia harus berpikiran jernih untuk memilih terapi yang tepat dengan alur berpikir yang rasional, pengalaman nenek moyang dengan klarifikasi yang jelas. Hal ini menjadi penting dalam pemulihkan keseimbangan kesehatan dan kewarasan kehidupan manusia.

Hati risau karena kehidupan manusia yang penuh tantangan, percobaan dan permasalahan dalam pengadaptasian terhadap alam, sosial dan manusia itu sendiri. Penyakit ini tidak dapat dihindari tapi harus dihadapi yang mana penyebabnya adalah terbelenggunya energi vitalitas.

Itulah yang eyang Sukra katakan dalam lamunanku (akan kecantikan dan keragaman sejarah budaya bangsa Indonesia) yang membuat hati risau (karena mayoritas diteliti dan dituliskan oleh bangsa lain).

Enjoy, peace and love from Sukra.

Foto: di Kebun Raya Bogor

Read More......

Sabtu, 21 Maret 2009

Pedepokan Budaya

Di zaman yang serba internet ini, saya masih menyempatkan membaca koran di pagi hari. Mungkin karena saya lebih suka membaca dalam bentuk hardcopy daripada softcopy. Selain itu juga, koran memberikan informasi yang cukup luas sehingga kita tahu apa yang sedang menjadi isu hangat pada saat itu.

Bicara tentang isu hangat pada koran umumnya berupa berita pemberitahuan sebuah kejadian penting yang mana berkaitan dengan sebuah negara. Dengan terjadinya sebuah kejadian pasti ada sebab yang mana timbul karena adanya sebuah permasalahan. Betul???

Permasalahan yang berkaitan dengan sebuah negara umumnya terbagi dua yaitu permasalahan bangsa dan sosial yang didasari oleh masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Jika anda berbicara tentang masalah tersebut ke orang awam pasti bingung karena memang bukan ilmunya. Jadi saya menempatkan diri sebagai posisi masyarakat awam, permasalahan utama terbagi dua yaitu masalah perut dan rasa aman; dan bila dijabarkan maka yang muncul adalah masalah kekuasaan, uang, etika dan hukum.

Kekuasan dan uang Vs etika dan hukum.

Sebuah permasalahan yang sederhana tapi dapatkah diselesaikan dengan sebuah keharmonisan dan keadilan? Tertawa, ternyata hal yang sederhana dapat menciptakan sebuah gejolak dan menjadikan awal dari evolusi dalam sebuah negara. Dalam sebuah perjalanan waktu, saya melihat ada institusi atau calon pemimpin yang mencoba menyelesaikan masalah (yang katanya berdasarkan etika dan hukum) dengan caranya sendiri yaitu:

  • Institusi "A" yang mengatas namakan bangsa, mereka melakukan sebuah reaksi dengan memberikan kritikan dan komentar. Dalam institusi ini mereka membutuhkan sebuah kecepatan melihat, berpikir, dan menganilasa sebuah isu yang sedang terjadi.
  • Institusi "B" yang mengatas namakan suara rakyat, mereka melakukan dengan membawa massa dan melakukan aksi lapangan untuk tercapainya tujuan seketika dengan segala tuntutan.
Bagaimana dengan konsep pedepokan budaya yang pernah ada di nusantara pada zaman Indonesia masih menganut sistim kerajaan? Pedepokan Budaya yang tidak mengatas namakan siapa-siapa, mereka hanya bercermin akan siapa jati diri mereka dan melakukan intropeksi diri yang mana digunakan sebagai bahan pembelajaran.

Hal lain yang perlu dicatat, sejarah telah mengatakan dan membuktikan bahwa tokoh pemimpin yang dapat membangun bangsa adalah tokoh yang mengenal sejarah bangsa, karakter bangsa dan memiliki sebuah cita-cita dan ideologi untuk membangun bangsa. Sehingga dalam proses pembelajaran, harus mengetahui para tokoh pemimpin (raja) di masa lalu, sekarang dan masa depan dalam pembelajarannya.

Jadi jika dibandingkan dengan institusi "A" dan "B", saya lebih tertarik akan pedepokan budaya ini karena saya melihat bahwa dari sinilah para tokoh dipersiapkan dan dari sini pula para pemimpin menemukan jalan yang terbaik dalam menyelesaikan sebuah masalah. Dalam pedepokan ini, para tokoh ini melakukan meditasi, renungan yang dalam kenyataan mereka sedang dalam proses belajar, pembelajaran, dan diskusi akan sebuah pandangan untuk menilai sesuatu hal atau fenomena masalah bangsa dan sosial.

Sedikit melenceng dari topik. Dalam mencari tokoh pemimpin hendaknya ada beberapa hal yang harus dapat kita pahami:
  • Dapat memilah kehidupan pribadi dan keluarga sang tokoh.
  • Mengetahui cita-cita dan karyanya. Hal ini berarti para tokoh ini ingin membawa negeri ini menjadi apa, apakah sesuai dengan era atau zamannya, rencana dan tindakan yang akan diambil, serta keberhasilan atau kegagalannya dengan dampak segala resikonya.
Membaca koran dengan berbagai permasalahan yang terjadi saat ini, banyak pemimpin yang menggunakan institusi "A" atau institusi "B" dan disamping itu seringkali menggunakan partai sebagai kendaraan untuk kepentingan kekuasaan, kedudukan, pribadi, dan golongan. Tapi apakah pada saat bersamaan mereka taat pada etika dan hukum dalam arti yang sebenarnya dalam era demokrasi ini???

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi Photo: http://i22.photobucket.com/albums/b335/andung/IMG_2287.jpg

Read More......

Sabtu, 14 Maret 2009

Life is Beautiful

My life become beautiful having you all (my friends) who always support and stand beside me. So, I wanna say many thanks to you today, in my 25th birthday.

Mostly people make a wish on their birthday party so I wish every readers, colleagues and blogger can describe yourself and write wishes for me and my blog in the future. Cause there is a words say : "To know someone you gotta learn to love them" and "People surround you know you better than you are, so let them judge you"

After 24 hours, I got 110 comments from my blog; 51 messages from facebook and massangers;and 19 massages and calls from my mobile phone and phone. From that, i learned a lot of thinks:

  • People are difficult to describe him/herself.
  • I had a lot of friends, so I wouldn't be scared and feeling empty or lonely.
  • I had more spirit to make me better in the future especially for my blog, and my study.
  • In the unreal world, I don't know who they are but i believe that they want to be my friend.
  • You can't say it is impossible before youself try it.
Thanks and smile for all my friends. Enjoy, peace and love from Sukra

Photo by Eileen

Read More......

Rabu, 11 Maret 2009

Ruang Waktu Stasiun Tanjung Priuk

Melintasi rel adalah hal yang biasa walau saya percaya tidak semua orang pernah merasakan nikmatnya naik kereta api. Lalu bagaimana jika melintasi waktu dan ruang? Hal yang luar biasa dan saya ingin mengajak pembaca dalam perjalanan stasiun Tanjung Priuk ini.

Dari tidak ada menjadi ada. Itulah sebuah perjalanan dan saya sangat berharap akan daya imajinasi anda.

Pembangunan dimulai dengan jalan rel kereta yang menghubungkan pelabuhan Sunda Kelapa dengan pelabuhan Tanjung Priuk. Rel yang selesai pada tahun 1877 ini digunakan untuk mengangkut material sebagai bahan pembangunan Pelabuhan.

Tunggu!!! Pembangunan pelabuhan? Benar, setelah dibukanya Terusan Suez di Mesir pada November 1869 perdagangan Eropa dan Asia semakin ramai sehingga pelabuhan Sunda Kelapa makin hari dianggap semakin tidak memadai sehingga dibutuhkannya sebuah pelabuhan baru dengan perlengkapan modern.

Setelah rel maka dibangunlah Stasiun Tanjung Priuk yang diresmikan pada 3 November 1885. Perlu diingat, dahulu kereta api adalah transportasi yang aman dan tepat dikarenakan pinggiran kota Batavia adalah hutan dan rawa. Sehingga pengoperasian stasiun ini menyebabkan pusat perdagangan berpindah ke pelabuhan Tanjung Priuk dan membuat stasiun Pasar Ikan hilang keperkasaannya.

Perjalanan kisah belum dimulai karena Stasiun Tanjung Priuk yang tampak saat ini bukanlah stasiun yang dibangun tahun 1885 melainkan stasiun yang mulai dibangun tahun 1914 yaitu pada masa Gubernur Jendral AFW Idenburg (1909-1916) dan berada 1 Km di sebelah selatan bangunan stasiun yang pertama. Pembangunan stasiun yang baru dilakukan karena keramaian pelabuhan yang membuat stasiun pertama sudah tidak memadai lagi.

Lebih kurang satu dekade kemudian, ulang tahun ke-50 Staats Spoorwegen (6 April 1925), Stasiun Tanjung Priuk diresmikan dan di saat bersamaan dilakukan pembukaan elektrifikasi jalur kereta api di Batavia yang dilayani oleh kereta lokomotif listrik seri ESS (Electrische Staats Spoorwegen) seri 3200. Saat ini yang tersisa dari lokomotif tersebut hanyalah seri 3201yang direhabilitasi pada Juli 2007 dan diberi nama si Bonbon. Bicara si Bonbon kuteringat bahwa benda yang merupakan saksi sejarah ini kabarnya akan diletakan di Stasiun Tanjung Priuk ini.

Perjalanan waktu terus berlanjut, dua dekade kemudian yaitu 16 September 1945 (setelah Jepang kalah), Laksamana Peterson tiba di stasiun ini. Seseorang yang bertugas melucuti tentara Jepang dan mengirimnya kembali ke negaranya; dan membebaskan para tawanan serta interniran Sekutu. Itulah sebagain dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Memasuki abad XXI, sejak 21 Januari 2002, kemegahan Stasiun Tanjung Priuk mulai hilang dikarenakan regulasi oleh PT Kereta Api yang tidak lagi mengoperasikan KA (kereta api) kelas ekonomi tujuan Surabaya, Solo, Semarang. Menyebabkan stasiun ini hanya mengoperasikan dua KA kontainer untuk tujuan Bandung dan Surabaya. Masa-masa sebelum 2009, stasiun ini berubah menjadi suatu tempat dengan kesan angker, bau pesing, banyaknya biro-biro perjalanan, gubuk-gubuk liar disamping rel kereta, dan PSK (pekerja seks komersial) di malam hari.

Setelah 2009, harapan untuk mengenang kejayaan muncul kembali, dengan dilakukan renovasi dan pembersihan. Dikabarkan 20 Mei 2009 mendatang stasiun ini akan dioperasikan kembali untuk rute dalam kota dengan KRL (kereta api listrik) antara lain Tanjung Priuk- Kota dan Tanjung Priuk Jatinegara.

Perjalanan waktu telah selesai, sekarang saatnya perjalanan ruang.

Stasiun Tanjung Priuk yang baru memiliki luas 34134 meter dengan gaya kontemporer dan merupakan karya arsitektur CW Koch. Dimana ditangannyalah stasiun ini menjadi sangat monumental karena memiliki delapan peron, bangunan yang bertumpu pada ratusan tiang pancang, memiliki atap penutup dari beton, hiasan kaca patri dan ornamen profil keramik pada dinding. Dalam catatan dikatakan pula bahwa stasiun ini memiliki bar, berhubungan dengan pelabuhan, ruang pesta, dan tempat penginapan. Tapi, dimanakah itu?

Bar, bila masuk dari pintu utama maka anda akan melihat loket-loket dan kemudian lobi utama. Nah disebelah kanan anda itulah tempat yang diduga sebagai bar karena ada suatu meja seperti meja resepsionis, disampingnya terdapat ruang untuk menunggu. Bila anda kesempatan cobalah naik ke atas, anda akan melihat sebuah cerobong yang diduga untuk memasak makanan. Sebelum terlewatkan cobalah anda naik sekali lagi maka anda akan berada di atap gedung ini.

Berhubungan dengan pelabuhan dan ruang pesta diduga merupakan ruang bawah tanah. Tapi sangat disayangkan ruangan ini telah tergenang air.

Ruang penginapan berada di sayap kiri dan kanan bangunan. Bila ingin melihat, cobalah melangkah ke peron; di sebelah kanan ditemukan ruangan-ruangan yang digunakan sebagai kantor. Bagian atas kantor inilah tempat penginapan karena banyaknya ruangan sebesar kamar untuk menaikinya ada tangga di bagian ujung kantor ini.

Oyah, di ujung peron bagian tengah ada sebuah menara yang saat ini digunakan sebagai ruangan kontrol. Bila anda masuk ruang ini anda akan melihat sebuah penggontrol wesel yang mana masih manual dan bel. Yuk, coba menggerakannya bila diizinkan. Meskipun akan diganti dengan yang elektrik, alat kontrol ini diharapkan akan dipertahankan keberadaannya sebagai bahan untuk belajar.

Itulah perjalan ruang. Sebagai pemicu untuk rasa penasaran kalian, di Stasiun Tanjung Priuk ini memiliki banyak jalan dan ruang rahasia; dan saya sudah menemukan beberapa. Bagaimana dengan anda?

Enjoy, peace and love from Sukra.

Gambar 1: Sesudah renovasi
Gambar 2 dan 3: Sebelum renovasi

Referensi:
Artanto Rizky Cahyono,"Kisah dan Sejarah Stasiun Tanjung Priuk", IPRS, Jakarta, Januari 2009.

Read More......

Minggu, 08 Maret 2009

Pernak-Pernik Gunungan Dalam Upacara Garebek

Upacara Garebek yang merupakan sebuah tradisi yang telah mengakar di Yogyakarta dan umumnya dilakukan pada hari besar Islam seperti hari raya kelahiran Nabi Muhammad, Idul Fitri, dan Idul Adha. Hal yang membedakan antara upacara Garebek yang satu dengan yang lainnya adalah jumlah dan jenis gunungan yang dikeluarkan.

Untuk jenis-jenis gunungan (bukan gunungan pada wayang) dan maknanya telah saya sampaikan dalam artikel sebelumnya yang berjudul Sekaten dan Garebek. Saat ini saya ingin membahas pernak-pernik yang ada pada gunungan umumnya yang mana seringkali hanya dianggap sebagai hiasan untuk mempercantik diri padahal setiap bahan, bentuk dan warna makanan menyimbolkan dan memiliki makna tertentu. Berikut adalah pernak-perniknya:

  • Badheran (kue yang terbuat dari tepung beras dan menyerupai ikan Badher) yang pada ekornya sengaja dibuat simetris memiliki makna keseimbangan antara kehidupan dunia dengan akhirat.
  • Bendhul (kue yang terbuat dari tepung beras, air kelapa, gula jawa yang kemudian digoreng dan berbentuk bulat) bermakna kesatuan berpikir yang akan menjadikan seseorang sabar dan memutuskan sesuatu denagn bijaksana.
  • Telur rebus yang melingkar sehingga menyerupai sangsangan (kalung) bermakna kelanggengan (abadi, tiada habisnya).
  • Tangkilan kacang (rangkaian kacang panjang, cabe merah, cabe hijau dan kucu) yang memiliki makna bahwa dalam sebuah kehidupan manusia akan mengalami rintangan yang panjang (kacang panjang), kritikan yang menyakitkan (cabe merah), kritikan yang membangun (cabe hijau) akan tetapi dibalik itu ia akan memperoleh kekayaan atau harta yang dapat membangun derajat manusia (kucu). Kucu adalah benda yang terbuat dari beras ketan, berwarna putih dan berukuran sebesar kelereng.
  • Dengul berupa telur rebus yang mana bulatnya telur melambangkan dunia dan kehidupan.
  • Pelokan yaitu telur ceplok (mata sapi) yang memiliki makna hubungan antara pencipta dan yang diciptakan.
  • Ilat-ilatan yaitu sejenis kue kering yang bentuknya panjang dan disusun mengelilingi mustoko (mahkota) pada gunungan Putri dan Dharat. Hal ini dikarenakan ilat-ilatan bermakna seorang putri harus bisa menjaga lidah dan tidak membicarakan keburukan orang.
  • Mustoko yang berwarna hitam pada gunungan Putri bermakna keteguhan hati seorang putri sejati.
  • Upil-upil (kue yang terbuat dari ketan dan memiliki warna yang banyak) bermakna kekayaan yang berupa perhiasan dan juga keteguhan hati serta keberanian dalam mempertahankan suatu kebenaran yang menyakitkan.
  • Sabunan (tempat menancapkan upil-upil dan kucu) bermakna kesederhanaan seorang putri.
  • Tlapukan (kue yang terbuat dari ketan, dibentuk seperti bintang dan memiliki banyak warna) disusun mengelilingin gunungan Putri yang mana memiliki makna bahwa seorang putri harus menjaga pandangan sehingga tidak terpengaruh akan keadaan apapun.
  • Rengginan (terbuat dari ketan, berbentuk bulat, warna putih) memiliki makna kekayaan dunia.
  • Bethetan (kue berwarna merah) yang digunakan sebagai hiasan pada bagian atas sebuah gunungan dan memiliki makna bahwa seorang putri harus menjaga telinga dan menyaring berita.
  • Ole-ole melambangan kekayaan emas berlian akan tetapi bila terdapat pada gunungan Putri maka bermakna perempuan harus berpendirian mantap; sedangkan pada gunungan bromo melambangkan cambuk.
  • Tedheng (kue berbentuk segitiga sama sisi, pipih, dan warna merah) memiliki makna seorang putri harus bisa menjaga diri.
  • Eblek (kue berbentuk persegi pipih) bermakna seorang putri harus berperan mendukung keluarganya.
  • Bango Tulak (kain berwarna biru dengan bulatan berwarna putih pada bagian tengahnya) yang digunakan untuk menutup jodhang (bagian dasar) memiliki makna kekekalan hidup.

Itulah pernak-pernik yang terdapat pada sebuah gunungan. Saya juga bingung mengapa pernak pernik ini lebih ditujukan kepada wanita sebagai atau calon partner ideal laki-laki; apakah ini berarti tugas wanita lebih berat dibandingkan pria? Apa oleh karena itu pula makanya ada pepatah surga di telapak kaki ibu? Atau bermakna pria simbol langit (jiwa) dan wanita yang merupakan simbol bumi (raga) sehingga berarti langit bumi dan jiwa raga bersatu. Bagi saya renungan diatas tidak hanya ditujukan kepada wanita saja tapi juga kepada pria.

Mari bersama kita renungkan simbol kebijakan yang merupakan warisan budaya nenek moyang dalam keberadaban modern.

Mari Bersama kita lestarikan dan wariskan budaya nenek moyang untuk generasi penerus.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi: "Sekaten dan Garebek Di Kraton Yogyakarta Hadiningrat", Divisi Pustaka Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta.

gambar: gunungan wadon (perempuan)

Referensi photo:
http://images.desy1212.multiply.com/image/25/photos/46/500x500/23/Grebeg-13a.jpg?et=DGnd4ap%2ChGzWMf6KjzmaPg&nmid=5890233

Read More......

Sabtu, 07 Maret 2009

Sekaten dan Garebek

Hari Raya Maulud Nabi Muhammad SAW (12 Maulud) hampir tiba. Di salah satu kota di Indonesia (Yogyakarta) ada sebuah tradisi yang menarik dan telah mengakar pada masyarakat Islam Jawa yaitu Sekaten dan Garebek. Istilah sekaten diambil dari nama dua perangkat gamelan pusaka Sekati. Pendapat lain mengatakan kata sekaten diambil dari pencu (bagian yang bulat dan menonjol) gamelan Sekaten yang beratnya satu kati. Sedangkan, Garebek berasal dari bahasa Jawa kuna yaitu grebek atak gerebek yang memiliki arti suara gemuruh derap kaki.

Sekaten adalah suatu upacara yang diawali dengan keluarnya iring-iringan gamelan pusaka dari kraton ke Mesjid Agung yang mana gamelan tersebut akan dikumandangkan selama satu minggu. Btw, Gamelan Sekati memiliki keunikan tersendiri yaitu memiliki bunyi khusus yang bernada Laras Pelog, yaitu tujuh nada yang lebih rendah dibandingkan dengan gamelan lainnya. Laras sendiri berarti nada dalam suatu gembyangan (oktaf) dengan susunan interval tertentu, yang dapat dipergunakan untuk menyusun gendhing atau lagu. Inti dari upacara Sekaten ini adalah pembacaan riwayat Nabi Muhammad oleh Kyai Pengulu (yang dituakan).

Acara Garebek ditandai dengan raja beserta anggota keluarga dan para abdi ndalem untuk bertemu dengan rakyat secara lansung di luar istana yang mana dikenal dengan peristiwa miyos Kedhaton. Puncak Garebek yaitu munculnya berbagai gunungan (sesaji dari hasil bumi) yang merupakan simbol meru (gunung) dari kraton menuju Mesjid Agung.

Untuk tradisi, perjalan sejarah, tata caranya saya tidak bahas disini karena menurut saya cukup rumit dan sangat panjang jika dijelaskan satu demi satu. Jadi saya mencoba hal-hal yang menarik perhatian saja terutama untuk masyarakat awam atau pelancong.

Pada perayaan Maulud Nabi ini di halaman Mesjid Agung berubah fungsi menjadi "pasar kecil" yang menjual makanan dan pernak pernik yang dipercaya dapat mendatangkan sebuah berkah. Makanan dan pernak perniknya antara lain:

  • Nasi gurih (katanya sebagai peganti nasi kebuli): dipercaya sebagai makanan kegemaran Nabi Muhammad dan bila memakan nasi ini seseorang dapat dikatakan sebagai pengikut nabi.
  • Sirih dan perlengkapannya: bila mengunyah sirih pada saat pertama kali gamelan dibunyikan; dipercaya bahwa orang tersebut akan awet muda.
  • Endog abang (telur rebus yang berwarna merah): telur disimbolkan sebagai embrio atau awal kehidupan, warna merah pada kulit telur sebagai lambang keberanian, dan putih telur sebagai lambang kesucian. Jadi endog abang bermakna bahwa suatu yang bersih dan suci tidak perlu diperlihatkan secara lansung.
  • Pecut dan ani-ani: Pecut dipercaya dapat mengusir hama tanaman, roh jahat yang berusaha menyerang ternak dan tanaman. Pecut juga bermakna sebagai semangat untuk berbuat lebih baik (apa karena manusia memiliki karakter kerbau yah? dipecut dulu baru mau kerja). Ani-ani (alat untuk mengetam atau memanen padi) bermakna harapan dan keberhasilan panen.
Hal yang menarik lainnya adalah Gunungan (berbeda dengan gunungan pada wayang) yang mana dipercaya sebagai simbol meru sebagai penyeimbang kosmos (jagat). Gunungan yang muncul dalam acara gerebek antara lain:
  • Gunungan kakung (laki-laki): berbentuk kerucut yang mana dianggap sebagai bentuk lingga yang bermakna dewa atau kejantanan. Bentuk runcing pada bagian puncak bermakna ketajaman berpikir raja yang membuatnya bijaksana. Bagian mustoko atau mahkota bermakna keseimbangan dunia dan akhirat. Jadi secara umum gunungan ini bermakna hubungan kawula-gusti (hubungan manusia dangan Tuhan dan rakyat dengan rajanya)
  • Gunungan wadon (perempuan): memiliki bentuk kerucut terbalik dan bagian dalamnya diisi dengan wajik (makanan dari ketan, santan dan gula jawa). Bagian bawah yang kecil dan terus melebar hingga bagian atas digambarkan sebagai bunga yang sedang mekar atau bentuk yoni (pasangan lingga). Gunungan yang melambangkan kesuburan ini memiliki makna yang lebih dalam yaitu pribadi seorang putri sejati yang mana untuk mencapai tujuan hidupnya harus berbekal pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi godaan.
  • Gunungan dharat: memiliki bentuk seperti gunungan Putri tapi tidak diisi wajik, tidak ditempatkan diatas jodhang (bagian dasar untuk meletakan gunungan) dan pada bagian mustoko-nya berwarna merah. Dharat memiliki arti tanah, dan gunungan dharat berarti bahwa dunia memiliki beragam kekayaan alam seperti hutan dan hasil bumi.
  • Gunungan pawuhan: memiliki bentuk seperti gunungan Putri tetapi lebih kecil. Pawuhan memiliki arti tempat sampah yang mana diibaratkan sebagai tempat menyimpan kekayaan. Jadi gunungan pawuhan memiliki makna apabila seseorang dapat mengatur pendapatan dan pengeluaran secara seimbang maka ia akan hidup tentram dan teratur.
  • Gunungan Kepak: gunungan yang unik karena berbeda dengan bentuk gunungan lainnya (bagian sesaji). Sesaji gunungan ini diletakan pada jodhang yang ditutup dengan kain Bango Tulak dan bagian dalamnya tertata Panjang Ilang (piring yang terbuat dari janur). Makna gunungan ini adalah dalam rumah tangga, seorang istri harus pandai mengatur ekonomi.
  • Gunungan Bromo: gunungan yang hanya keluar 8 tahun sekali. Bentuk yang mirip dengan gunungan Putri tetapi bentuknya bagian dasarnya tambun dan puncaknya seperti gunung berapi. Gunungan ini benar-benar menyerupai gunung berapi karena bagian puncaknya ditempatkan sebuah Anglo yang mana digunakan untuk membakar kemenyan dan mengepulkan asap jika angin berhembus. Gunungan ini bermakna orang hidup harus berani dan tidak mudah putus asa seperti kobaran api.
Itulah hal-hal yang menurut saya menarik pada acara sekaten dan garebek. Jika ada salah mohon dimaafkan dan jika ingin menambahkan atau memperbaiki monggo.

Enjoy, peace and love from Sukra.

gambar1 : endok abang
gambar2 : gunungan laki-laki

Referensi: "Sekaten dan Garebek Di Kraton Yogyakarta Hadiningrat", Divisi Pustaka Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta.

Referensi photo:

Read More......

Kamis, 05 Maret 2009

Suara Hati Perempuan (Ani 5)

Tulisan ini adalah sebuah coretan yang sengaja disusun oleh saya tentang apa yang dirasakan dalam suatu perbincangan dengan Anita Srikandi. Hal yang pasti coretan ini tidak ada keberadaannya hingga saya yang menulisnya karena ini hanya sebagai komplimen dari sebuah menu penyegaran.

Krisis... Krisis...

Telah menginjakan kaki di Indonesia sejak 1997 silam dan apa solusinya? Sedikit banyak telah diperbuat oleh para pakar politik dan pemimpin negara, walau tiada tahu apa yang dihasilkan. Tapi hal yang pasti dan nyata dampak krisis tersebut masih terasa dan berlanjut. Inilah gambaran atas krisis bangsa dan pemimpin yang dimulai dari krisis moneter, sosial, politik, kepercayaan, budaya, etik, dan moral; dan terus berkembang hingga menyentuh kepada krisis global energi, pangan dan terakhir yaitu dampak krisis finansial ekonomi dunia (resesi ekonomi).

Jalur dengan akal sehat mana yang harus ditempuh agar dapat mengatasi permasalahan tersebut, apakah dengan konsep evolusi, reformasi, atau revolusi? Bagaimana dengan pemilu, apakah perlu ganti partai dan kepemimpinan demi rakyat, kemandirian dan kejayaan bangsa?

Demokrasi... Demokrasi...

Rakyat sudah lelah dan masa bodo. Dalam pembelajaran terdengar suara teriakan, dan terlihat perbuatan anarkis yang tersebar diseluruh jajaran nusantara. Apakah ini yang disebut makna dari kata demokrasi? Hal yang membuat kita termenung dan tertegun.

Membangun demokrasi dibutuhkan landasan pilar pondasi. Apakah seperti pancasilais, nasionalis, sosialis, agamais, feodalis, kapitalis atau militeris? Karena selama yang ada hanya membuat kepala kita tertunduk atas kebodohan yang diperbuat dan dipermalukan oleh diri sendiri. Menu demokrasi Indonesia bukanlah berupa kearoganan yang disertai emosi melainkan buka hati nurani dan keiklasan yang dipadu dengan kultur budaya dan jati diri bangsa. Itulah kunci demokrasi karena jika tidak maka apa yang dilakukan hanyalah berupa mimpi atau panggung sandiwara yang dilengkapi dengan jatuhnya korban yang tidak berdosa.

Jujur, pelupa, terima kenyataan, dan bukan pendendam; inilah gambaran sisi negara dan bangsa kita. Bercermin dan berbahagialah jika ada kritikan; tidak perlu malu karena ini adalah bagian dari pembelajaran. Saya percaya tekad untuk berjuang dari titik nol demi sebuah perubahan akan menghasilkan sesuatu. Tekad ini jangan disama artikan dengan sebuah debat kusir yang penuh akan kemunafikan; atau pasrah dan berdoa berharap sebuah keajaiban.

Mari bersama bergandengan tangan, berjuang demi "perubahan" Indonesia. Indonesia dengan energi, kekuatan, dan warna baru; tentu kita bisa.

Mari bersama bergandengan tangan, giat belajar dan berkerja keras demi bangsa Indonesia agar terlepas dari belenggu kemiskinan dan kebodohan; tentu kita maju.

Pemuda pemudi mari kita belajar demi masa depan Indonesia. Membangun keberadaan bangsa dan merubahan tatanan negara yang demokrasi pasti ada harga yang harus dibayar baik waktu, keringat, tenaga, bahkan darah. Tapi jika bukan kita siapa lagi?

Mari bersama peduli akan anak bangsa, kaum perempuan, jati diri bangsa, bumi nusantara, dan kedamaian dunia.


Inikah? Fenomena suara hati perempuan Indonesia. Diawali dengan giat belajar sebagai siswi yang cerdas dan sopan. Berkembang menjadi seorang ibu rumah tangga yang bijak dan pengasih. Selanjutnya, menggapai predikat dan cita-cita sebagai calon ibu negara yang dikagumi dan dihormati. Apakah ini suatu halusinasi yang sangat sensasional dan spektakuler?

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi gambar: calender AP. Time-Scluptor 2009 January-February

Read More......

Selasa, 03 Maret 2009

Partner Ideal (Ani 4)

Partner memiliki arti orang (badan dan usaha, dsb) dari dua pihak yang berbeda dan bekerja sama karena saling membutuhkan atau melengkapi; pasangan atau mitra. Itulah arti partner dalam keseharian, bagaimana partner dalam memimpin sebuah negara? Hal ini dapat berarti sebagai ibu negara atau wakil presiden. Bagaimana dengan para menterinya, termasuk tidak? Tolong beri masukan!

Menurut Anita, partner adalah suatu hal yang sangat penting dan krusial sehingga dalam pemilihannya harus secara cermat dan hati-hati. Seorang partner yang ideal haruslah memiliki konsep dan cara pandang yang sama untuk lebih memudahkan untuk mencapai kesuksesan karena memiliki misi dan tujuan yang sejalan; sehingga menciptakan kondisi saling mengisi dan mendukung dalam kedinamisan meskipun tetap tidak lepas dari resiko karena jika tidak maka yang timbul adalah kendala, konflik dan kegagalan yang tidak dapat terhindarkan.

Sebelum berlanjut, mencari partner tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Karena dalam pemilihan juga harus mengedepankan rasio (bibit, bebet, bobot) dan resiko. Sebagai contoh yang paling mudah, anda menginginkan partner yang lebih berpendidikan, jenius, aktif, populer, dominan....atau sebaliknya dari anda? atau kaya, mapan, kreditabel atau yang lainnya dalam perbandingan? Keputusan bukan di tangan saya tapi orang yang mencari partner tersebut yang mana tahu akan tujuan dan resiko apa yang harus diambil..

Dalam artikel ini akan difokuskan kepada ibu negara. Seorang ibu negara digambarkan sebagai sosok yang bekerja di balik layar dan keberadaannya akan mempengaruhi keberhasilan sang suami (presiden). Anita dan saya bersependapat bahwa sosok ibu negara haruslah sosok yang baik, cerdas, berkomitmen, bertanggung jawab, memiliki etika dan sifat empati bagi sesama kaumnya; dan juga sebagai ibu pada anaknya sendiri dan semua anak-anak negeri. Mungkin ini adalah hal yang sepele, tapi bila salah satunya telah hilang atau melenceng maka kegagalan suatu pemerintahan sangatlah besar. Contoh yang mudah adalah KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme). Contoh yang mungkin jarang terpikirkan, bagaimana jika orang memandang bahwa istri presiden memiliki kekuasaan yang lebih besar dari presiden itu sendiri? Disini ditekankan bahwa keberadaan budaya keluarga dan etika tugas negara harus dalam posisi yang tepat dan bijaksana.

Contoh ibu negara setelah perang dunia II yang mungkin dapat dijadikan cermin pembelajaran dari tokoh Asia Selatan dan Tenggara yaitu Indra Gandhi (India), Begum Khaleda Zia (Bangladesh), Imelda Marcos, Corazon Aquino (Filipina). Tokoh-tokoh lainnya yang dari 3 blok peta dunia:

  • Ibu negara Amerika Serikat: Jacqueline Kennedy, Nancy Reagan (artis), Hillary Clinton.
  • Ibu negara China: Song Mei Ling (istri Chiang Kai Sek), Jiang Qing (artis, istri Mao Ze Dong), Zhuo Ling (istri Deng Xiao Ping).
  • Ibu negara Indonesia: ibu Fatmawati Soekarno, ibu Tien Soeharto, ibu Ani Yudhoyono.
Kiranya, siapa cermin Indonesia sebagai wanita partner ideal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa yang akan datang? Pasti Anita Srikandi prediksi saya, seorang mahasiswi kelahiran Agustus 1988 yang telah mempersembahkan suatu pandangan dengan tangan kharisma dan langkah kaki yang mengagumkan dan mempesona.

Sesuatu yang besar akan dimulai dari hal yang kecil, peduli akan nasib bangsa dan negara dimulai dengan peduli akan nasib keluarganya sendiri. Itulah catatan Anita, kiranya berguna untuk pembaca.

Enjoy, peace and love from Sukra.

Referensi gambar: calender AP. Time-Scluptor 2009 November-December

Read More......

Artikel Favorit dalam 1 minggu